Dalam menggeluti bisnis online, tentu istilah retur penjualan adalah pengembalian barang dari konsumen ini sudah bukan hal yang asing. Sebab, pengembalian barang pada proses transaksi jual-beli memang kerap terjadi dengan beragam alasan. Misalnya, produk tidak sesuai, adanya kelebihan barang yang dikirimkan, salah kirim barang, dan bisa jadi adanya kerusakan produk. Memang, retur penjualan adalah kejadian yang tidak bisa diprediksi sebab adanya kelalaian saat melakukan pengiriman barang. 

Meski demikian, retur penjualan adalah kegiatan yang patut untuk diminimalisir oleh para penjual. Hal ini bisa dilakukan dengan memerhatikan kembali detail produk yang diberikan, memastikan pesanan yang telah sesuai, dan alasan lain dari konsumen yang bisa menjadi bahan pertimbangan. Sebab, retur penjualan adalah pengembalian barang yang sudah diterima oleh konsumen ini akan memberikan dampak pada bisnis yang kamu bangun. Apa saja? Simak yuk!

Apa itu Retur Penjualan?

Jika menilik dari KBBI, retur berarti kembali. Maka dari itu, pengertian retur penjualan adalah barang yang telah dibeli dan diterima oleh konsumen dikembalikan kepada penjual. Dengan demikian, pihak yang terlibat dalam retur penjualan adalah antara pembeli (konsumen akhir) dan penjual.

Proses pada retur penjualan adalah sebagai berikut, konsumen bisa langsung mengembalikan produk ke toko atau pengecer terkait, jika membeli secara online, konsumen bisa meminta pengembalian melalui sistem. Setelah itu, penjual atau pengecer harus mengembalikan jumlah uang yang sesuai atau mengganti produk sesuai dengan keluhan pelanggan. Meski terkesan sederhana, kamu tetap memerlukan prosedur retur penjualan dengan tepat guna menjaga kepercayaan pelanggan pada bisnis online-mu. 

Jenis Retur Penjualan

Dilihat dari pengertian dan prosedurnya, retur penjualan adalah pengembalian barang dari pembeli kepada penjual, kemudian diganti dengan produk baru atau pengembalian dana. Karenanya, penjual biasanya membagi retur penjualan menjadi tiga jenis. Yuk, simak ketiga jenis retur penjualan agar kamu nantinya dapat mengidentifikasinya. 

Baca Juga 
8 Cara Meningkatkan Omset Penjualan Bisnis Online    

Retur Penjualan adalah

1. Kembalikan Dana 

Jenis retur penjualan satu ini bermaksud pihak penjual mengembalikan dana atau uang yang telah diterima dari transaksi jual-beli tersebut, sehingga penjual tidak perlu mengganti dengan barang. 

2. Mengganti Barang 

Pada jenis retur penjualan ini adalah untuk mengganti barang yang diterima pembeli dalam keadaan rusak atau tidak sesuai dengan produk baru.  

Baca Juga: Lindungi Produk, Ini Definisi Apa Itu Packing dan Jenis

3. Mengurangi Klaim Pembeli 

Jenis terakhir ialah retur penjualan yang mengurangi klaim atau piutang pihak pembeli. Hal ini bisa diartikan saat pembeli masih memiliki catatan piutang, penjual dapat menguranginya sebagai bentuk retur penjualan. 

Oleh sebab itu, ada baiknya kamu sebagai pengelola usaha memiliki catatan atau jurnal retur penjualan agar data transaksi dapat terlihat secara rinci. Selain itu, catatan atau jurnal ini juga dapat memberikan berbagai manfaat lainnya.

Manfaat Catatan Retur Penjualan

Seperti kegiatan jual-beli lainnya, retur penjualan juga sebaiknya memiliki catatan untuk mengetahui data transaksi pengembalian. Misalnya, seberapa banyak retur penjualan, penggantian apa saja yang dilakukan. Untuk lebih lengkapnya, berikut beberapa manfaat catatan retur penjualan.  

1. Mengenali Jenis Retur Penjualan 

Manfaat pertama dari catatan retur penjualan adalah kamu dapat mengenali jenis retur penjualan apa saja yang telah dilakukan. Pengembalian dana atau penggantian produk. Hal ini bisa memengaruhi penjualan juga keuntungan dari bisnis yang kamu geluti. 

2. Lakukan Analisis

Dengan memiliki catatan retur penjualan adalah kamu bisa melakukan analisis kenapa pembeli melakukan pengembalian barang. Dari situ, nantinya kamu dapat membuat prediksi atau solusi agar kegiatan retur penjualan dapat berkurang. 

Retur Penjualan adalah

3. Evaluasi 

Evaluasi menjadi manfaat berikutnya dari adanya catatan retur penjualan. Maksudnya, kamu bisa melihat berbagai alasan dari dilakukannya retur penjualan. Sebagai contoh, alasan retur penjualan adalah informasi produk yang tidak sesuai atau produk tidak sesuai dengan gambar. Dari situ, kamu bisa melakukan evaluasi dengan memberikan informasi produk lebih rinci dan ambil gambar produk lebih detail mengenai warna dan model. 

Baca Juga 
Jelang Idul Adha, Prospek Bisnis ini Sangat Menjanjikan!

Langkah Mencatat Data Retur Penjualan

Catatan data retur penjualan tentu tidak boleh asal-asalan agar dapat dimengerti dan tidak membuat bingung saat dibaca ulang. Untuk itu, kamu bisa mengikuti langkah-langkah mencatat data retur penjualan, sebagai berikut. 

Tonton Juga: #SellerStory Zalona Store : Rahasia Sukses Bisnis Online Fashion Hijab

  1. Identifikasi waktu transaksi pembeli, mulai dari pembayaran dan pengajuan retur penjualan 
  2. Langkah berikutnya, kamu bisa mencatat jenis retur penjualan yang dilakukan, pengembalian dana, penggantian produk, atau mengurangi piutang pembeli 
  3. Jika dalam bentuk pengembalian uang, kamu bisa mencatat dari mana dana tersebut berasal 
  4. Kemudian, kamu bisa melakukan pembaharuan pada stok barang. Misalnya, jika barang yang dikembalikan merupakan salah produk, berarti dapat dijual kembali, kamu bisa meng-update ulang stok atau inventaris produk. Namun, sebaliknya, apabila barang rusak kamu perlu mengurangi catatan stok produk tersebut. 

Dampak Retur Penjualan

Retur penjualan adalah kegiatan yang biasa dalam transaksi jual-beli, namun tahukah kamu jika retur penjualan ini terus berlangsung dapat memberikan berbagai dampak pada usahamu. Oleh sebab itu, bagaimana pun juga retur penjualan adalah kegiatan yang harus dihindari dan diminimalisir. 

Retur Penjualan adalah

Apa saja dampak dari retur penjualan? Berikut ini penjelasan rinci beberapa dampak dari retur penjualan. 

1. Reputasi Toko

Dampak yang bisa dirasakan oleh usahamu dari retur penjualan adalah menurunnya reputasi toko. Hal ini dapat disebabkan dari menurunnya rasa kepercayaan pembeli pada usahamu.

2. Keuntungan Berkurang

Dalam retur penjualan, pelaku usaha harus mengembalikan dana atau mengganti produk yang rusak atau tidak sesuai dengan pesanan. Keuntungan pun dapat berkurang dikarenakan ketersediaan produkmu telah berkurang namun tidak ada pemasukan. 

Baca Juga: Consumer Insight adalah: Pengertian dan Manfaatnya bagi Bisnis

Baca Juga 
Mudah, Begini Cara Daftar Jualan di Lazada dan Tipsnya!

3. Laporan Penjualan 

Terakhir, dampak dari adanya retur penjualan adalah laporan penjualan yang perlu diperiksa atau diperbaiki kembali. Lantaran, akan ada selisih ketersediaan produk jika retur penjualan tersebut diganti dengan barang baru. 

Cara Meminimalisir Retur Penjualan

Guna menghindari ataupun meminimalisir dampak dari retur penjualan adalah dengan membuat prosedur pengembalian barang. Kamu bisa memberikan batas waktu, syarat melakukan pengembalian barang, dan lain-lain. 

Selain itu, sebagai pihak penjual juga kamu harus lebih peduli pada produk yang dikirimkan. Misalnya, pada produk pecah belah, kamu bisa mengatasinya dengan membuat kemasan lebih aman menggunakan kardus dan bubble wrap guna menghindari kerusakan saat proses pengiriman. Juga, pastikan estimasi waktu pengiriman agar pelanggan tidak terlalu lama menunggu. 

Retur Penjualan adalah

Cara lain untuk meminimalisir retur pembelian adalah dengan memerhatikan kembali detail pesanan pembeli. Jangan sampai, kamu mengirim produk yang berbeda atau tidak sesuai pesanan. Hal ini bisa terjadi dari ukuran, jenis produk, warna, dan motif yang berbeda dari seharusnya. 

Jangan khawatir, cara tersebut bisa kamu lakukan dengan menggunakan jasa SmartSeller. Pasalnya, platform satu ini memiliki fitur Management Order untuk membantu kamu dalam mengelola pesanan. Tak hanya itu, ada juga fitur Marketplace Integration yang bisa membantu update stok terbaru. Apalagi SmartSeller juga memiliki banyak reseller untuk diajak berbisnis. Menarik kan? Klik di sini yuk untuk informasi lebih lanjut.