Restock barang mungkin adalah istilah yang sering kamu dengar, apalagi bagi kamu sekarang yang sedang menggeluti bisnis sendiri. Baik itu bisnis online maupun offline, restock barang sudah menjadi bagian dari aktivitas yang dilakukan secara berkala.

Istilah restock barang sering digunakan ketika seorang pebisnis mengalami kehabisan stok barang atau sedang menipis. Barang-barang tersebut umumnya tergolong barang yang laris manis dan mudah sold out karena banyak dibeli oleh para pelanggan. Nah, sudah pasti kamu sebagai pemilik bisnis perlu tahu mengenai apa itu restock barang.

Hal ini karena restock bersifat esensial yang pada dasarnya perlu terus dilakukan agar bisnis yang dijalankan bisa beroperasi dan memenuhi demand pelanggan. Bayangkan aja, misalnya nih sekarang kamu sedang menggeluti suatu bisnis lalu tiba-tiba ada lonjakan pesanan yang lebih dari perkiraan bulanannya. Secara otomatis, stok barang tersebut akan berkurang.

Lantas, langkah yang perlu kamu ambil tentu saja untuk mengisi kembali stok barang yang akan habis tersebut. Kalau tidak, pelanggan akan kecewa dan bisa-bisa beralih ke kompetitor untuk mencari barang tersebut. Kamu bisa kehilangan konsumen. Tentu, kamu tidak ingin kejadian tersebut menimpa bisnismu, kan?

Maka dari itu, restock barang perlu dilakukan secara berkala oleh setiap bisnis. Tanpa menunggu barang tersebut habis, kamu juga perlu menyiapkan kapan atau suatu indikator di mana kamu perlu melakukan restock barang.

Nah, agar lebih jelas dan untuk ketahui lebih dalam mengenai restock barang dan cara melakukannya, yuk baca selengkapnya di bawah ini!

Restock Barang

Apa itu Restock Barang?

Restock pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk membuat, mengisi, atau memenuhi stok persediaan produk dalam kuantitas tertentu secara tepat waktu yang sesuai dengan demand pasar dan proyeksi penjualan bisnis. Dalam menjalankan bisnis, kegiatan restock bisa dibilang punya peranan yang cukup penting.

Baca Juga 
Yuk, Cari Tahu Cara Mudah Melihat Laporan Penjualan Shopee! 

Baik bisnismu memproduksi barang sendiri atau mengambil dari supplier tangan pertama, restock punya peran yang lebih dari sekadar “membeli” atau “membuat” kembali barang yang habis dan menjualnya kembali kepada pelanggan.

Diperlukan suatu perhitungan berdasarkan perkiraan atau proyeksi penjualan untuk menetapkan kapan kamu perlu melakukan restock. Restock dibutuhkan sebagai langkah antisipasi ketika produk akan punya demand yang melonjak, seperti pada momen hari-hari besar atau ketika kamu bekerja sama dengan influencer untuk promosi penjualan.

Oleh karena itu, singkatnya dalam melakukan restock barang kamu perlu memperhatikan tiga aspek berikut.

1. Waktu

Pada timing kapan saja dan seberapa sering bisnis perlu memproduksi barang yang habis? Di sini, kamu harus memahami betul jangka waktu yang dibutuhkan dalam prosesnya, mulai dari waktu produksi barang baru, pengiriman, hingga barang tersebut tersedia kembali untuk dibeli pelanggan.

2. Jenis Produk

Pastinya dalam bisnismu ada produk best seller yang selalu cepat terjual habis dibandingkan produk lainnya. Produk ini tentu perlu penjadwalan restock yang tepat. Tapi meskipun begitu, kamu perlu memperhatikan demand pasar sesuai tren saat ini. Bisa jadi, ada barang lain yang perlu di-restock. Jadi, sebaiknya kamu tidak menimbun satu atau dua produk saja.

3. Kuantitas

Seberapa banyak stok barang yang akan diproduksi kembali juga perlu perhitungan yang khusus. Pasalnya, kalau me-restock tanpa memperhitungkannya, bisa jadi penjualan tidak optimal.

Baca Juga: Mengenali Apa Itu Supplier, Definisi dan Fungsinya

 

Fungsi Restock Barang

Memproduksi atau membeli kembali stok barang yang habis bukanlah salah satu fungsi dari kegiatan restock untuk bisnismu. Di bawah ini adalah beberapa fungsi lain dari restock barang.

1. Mengontrol Persediaan Barang

Melakukan restock tentu akan membantu bisnis untuk mengontrol jumlah stok barang yang tersedia. Kamu jadi lebih tahu kuantitas stok barang yang ada dan hal ini mudah untuk memonitornya secara berkala. 

Baca Juga 
Stock Opname Artinya Apa? Ini Penjelasan Singkatnya!

Dengan mengontrol persediaan barang, kamu juga bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menjual barang terutama barang-barang yang banyak dibeli oleh pelangganmu.

2. Menghindari Kekosongan Stok Barang

Stok barang dapat menipis atau bahkan habis dikarenakan beberapa faktor misalnya, pada momen-momen tertentu, ketika barang dipromosikan secara luas, atau memang karena kualitas dan fungsi barang tersebut banyak disukai oleh pelanggan. Agar barang tidak kosong, tentu melakukan restock barang secara teratur adalah langkah antisipasi yang bisa dilakukan.

3. Menjaga Customer Satisfaction

Tentu saja kalau barang habis dan tidak bisa dibeli oleh pelanggan, mereka akan kecewa. Mungkin ada yang bersedia untuk menunggu hingga produk kembali tersedia, tapi mungkin ada juga yang tidak dan beralih ke kompetitor untuk membeli produk yang serupa. 

Kalau barang yang kamu jual selalu tersedia, maka pelanggan pun bisa dipastikan akan tetap puas dan senang. Melakukan restock juga termasuk upaya dalam retensi pelanggan lho.

4. Membantu Anggaran Bisnis Agar Lebih Efisien

Secara tidak langsung, dengan pengelolaan stok barang yang lebih baik, bisnis akan memiliki pola pengeluaran keuangan yang lebih teratur. Kamu jadi lebih tahu waktu yang tepat untuk melakukan pengadaan barang. Hal ini juga mampu berdampak positif pada pengelolaan gudang penyimpanan barang dan pengaturannya yang lebih rapi.

Tonton Juga: #SellerStory Bolalicious : Cara mengembangkan usaha Merchandise sepak bola.

 

Cara Melakukan Restock Barang

Kamu bisa ikuti langkah-langkah di bawah ini kalau kamu ingin melakukan restock stok persediaan barang di dalam bisnismu.

1. Membuat Kartu Stok Barang

Kartu stok barang bisa dibuat secara manual maupun digital. Di dalam kartu ini, kamu bisa menuliskan barang-barang apa saja yang ada di dalam gudang penyimpanan. Sertakan juga tanggal masuk dan keluar, kuantitas, dan juga kode untuk masing-masing barang.

Baca Juga 
Tujuan Pengelolaan Database Pelanggan untuk Bisnis

2. Membuat Kode untuk Setiap Jenis Barang

Kode ini akan membantumu dalam mengidentifikasi tiap-tiap jenis stok barang yang kamu miliki dengan lebih mudah. Apalagi kalau, kamu punya banyak jenis barang jualan. Buatlah kode sesuai dengan kategori barang, variasi, ataupun spesifikasi yang dipunya. 

3. Mengatur Peletakkan Stok Barang di Gudang

Pengaturan ini bisa kamu lakukan berdasarkan lama atau barunya stok barang tersebut. Hal ini akan mempermudahmu dalam menghitung mana barang yang sudah terjual dan yang belum. Sebaiknya, barang lama diletakkan pada posisi yang mudah dikeluarkan sehingga bisa terjual. Mengeluarkan stok lama tentu akan meminimalisir kerusakan produk yang bisa disebabkan oleh seiring dengan berjalannya waktu.

4. Mengecek Secara Berkala

Setelah melakukan restock barang, sebaiknya kamu juga selalu mengecek stok barang secara berkala. Cek ketersediaan dari laporan stok barang dan hitung dengan stok barang yang tersedia di gudang. Dengan begitu, kamu mampu mengetahui mana saja barang yang perlu diproduksi kembali.

Baca Juga: Apa itu Kartu Stok Barang? Ini Dia Penjelasannya!

Itulah penjelasan singkat mengenai restock barang. Restock adalah aktivitas yang esensial bagi bisnis dan perlu dilakukan secara berkala agar bisnis tidak kehabisan barang dan mampu tetap beroperasional secara normal.

Kalau kamu ingin urusan restock barang jadi lebih mudah, pakai aja SmartSeller! Lewat SmartSeler, kamu bisa selalu mengecek stok barang dan ketersediaannya secara digital. Mudah diakses di mana dan kapan saja! Selain itu, kalau kamu tertarik jadi reseller, ada banyak supplier reseller berkualitas di SmartSeller. Yuk, download SmartSeller sekarang!