Saat menjalankan sebuah bisnis, retur penjualan adalah salah satu hal yang tidak dapat dihindari. Jadi, penting bagi para pelaku bisnis untuk mengetahui tentang retur penjualan adalah apa agar nantinya tidak kaget dalam proses mengelola bisnis.
Singkatnya, retur penjualan adalah pengembalian barang yang dilakukan oleh pelanggan kepada penjual. Terdapat beberapa alasan mengapa pelanggan mengembalikan barang yang sudah mereka beli, salah satunya yaitu karena tidak sesuai dengan yang dipesan sebelumnya.
Setiap bisnis nantinya pasti akan mengalami retur penjualan. Retur penjualan adalah hal yang dapat mempengaruhi stok barang. Terlebih lagi, jika barang yang dijual berupa barang yang mudah rusak atau yang memiliki expired date, maka pelaku bisnis dapat mengalami kerugian. Dengan memahami retur penjualan, kamu akan bisa lebih meningkatkan kualitas dalam bisnis, baik dari segi produk maupun pelayanan yang diberikan untuk menghindari kerugian.
Untuk kamu yang ingin mengetahui penjelasan dari retur penjualan adalah apa, kamu ada di artikel yang tepat! Yuk, baca sampai bawah agar paham tentang retur penjualan dan beberapa penjelasan terkait lainnya.
Retur Penjualan adalah?
Retur penjualan adalah barang dagangan yang sudah dibeli oleh pelanggan dikembalikan lagi ke penjual. Pertanyaannya, apakah bisa mengembalikan barang yang sudah dibeli? Sangat bisa! Retur penjualan terjadi karena dipicu oleh beberapa sebab, seperti barang yang diterima ternyata mengalami kerusakan, salah, atau bahkan kelebihan. Selain itu, retur penjualan juga dapat terjadi karena pengiriman yang terlambat.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, retur penjualan adalah hal yang pasti akan terjadi dalam sebuah bisnis. Meski demikian, retur penjualan tidak akan bisa selalu dianggap wajar. Mengapa demikian? Jika pengajuan retur penjualan banyak, nantinya bisnis akan mengalami kerugian. Oleh karena itu, retur penjualan adalah hal yang harus sering untuk dievaluasi.
Beberapa Fungsi Retur Penjualan
Retur penjualan memiliki beberapa fungsi yang harus kamu ketahui. Berikut penjelasannya.
-
Fungsi Penjualan
Dalam proses retur penjualan, fungsi penjualan ini punya peran sebagai notification jika adanya retur barang yang diajukan oleh pelanggan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan membuat catatan kredit yang dikirimkan kepada fungsi retur penjualan selanjutnya, yaitu fungsi penerimaan.
-
Fungsi Penerimaan
Masih berhubungan dengan fungsi penjualan, fungsi penerimaan ini berperan sebagai penerima catatan kredit yang dibuat melalui fungsi penjualan. Dengan begitu, pendataan tentang retur penjualan akan lebih mudah nantinya.
-
Fungsi Gudang
Fungsi gudang berperan sebagai penyimpanan kembali barang yang dikembalikan oleh pelanggan. Sebelum barang sampai ke gudang, barang harus di cek dan di data terlebih dahulu dalam fungsi penerimaan. Setelah itu, barang akan dicatat oleh fungsi ini di warehouse card.
Baca juga: Apa itu Kartu Stok Barang? Ini Dia Penjelasannya!
-
Fungsi Akuntansi
Fungsi terakhir dari retur penjualan adalah fungsi akuntansi, di mana fungsi ini berperan sebagai pencatatan transaksi pengembalian barang ke laporan keuangan atau jurnal retur penjualan. Laporan pada jurnal retur penjualan ini berisi tentang pencatatan piutang yang berkurang dan bertambahnya persediaan barang akibat dari pengembalian barang.
Tips Mengelola Retur Penjualan
Laporan keuangan atau pembukuan dibuat dengan tujuan agar kamu, sebagai pelaku bisnis mengetahui setiap transaksi yang terjadi dalam bisnis. Selain itu, laporan keuangan juga dapat mencegah dari kerugian bisnis. Nah, berikut ini penjelasan tentang tips mengelola retur penjualan yang bisa kamu terapkan dalam bisnis.
-
Menetapkan Kebijakan Retur dengan Jelas
Pertama, tips mengelola retur penjualan adalah jangan lupa untuk menetapkan SOP retur dengan jelas. Hal ini sangat penting untuk diterapkan agar pelanggan tidak semena-mena ketika ingin mengembalikan barang yang sudah mereka bayar dan beli. Di awal, kamu dapat membuat informasi dengan detail terkait persyaratan retur barang yang bisa kamu tulis di toko, kwitansi, dan media lainnya.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kamu bisa memberikan persyaratan jika pelanggan ingin melakukan retur barang. Persyaratan tersebut meliputi tidak menerima pengembalian barang yang sudah dipakai, rusak, dan lain sebagainya. Jika kamu memiliki online shop, maka kamu dapat memberikan syarat seperti harus menyertakan video jika ada barang yang cacat.
-
Jangan Memberatkan Pelanggan
Kedua, tips mengelola retur penjualan adalah jangan memberatkan pelanggan. Bagaimana maksudnya? Misalnya, bisnismu jarang menerima retur barang dari pelanggan. Hal yang perlu di garis bawahi, tidak menerima retur bukan berarti pelanggan senang dengan produkmu. Bisa jadi mereka kurang puas, tapi tidak mau mengeluarkan biaya untuk mengembalikan barang.
Tonton juga: Cerita SmartSeller bersama ALLBABYNEEDS #JadiSellerPintar
Dari hal tersebut, kamu harus mewaspadainya karena akan berdampak pada bisnismu, seperti pelanggan akan meninggalkan rating yang rendah atau komentar buruk yang menyebabkan image bisnis jadi menurun. Oleh karena itu, sebisa mungkin berikanlah fasilitas pengembalian barang kepada pelanggan jika memang kesalahan ada di pihak penjual.
-
Tetapkan Jangka Waktu Pengembalian Barang
Terakhir, tips mengelola retur penjualan adalah jangan lupa untuk memberi batas waktu pengembalian barang. Hal ini bertujuan agar pelanggan bisa memeriksa barangnya lagi dengan detail sebelum memutuskan untuk mengembalikannya. Siapa tau kesalahan yang terjadi masih dalam tahap wajar, sehingga pelanggan dapat berubah pikiran nantinya.
Tips Mengurangi Potensi Retur Penjualan
Terdapat beberapa tips yang dapat kamu lakukan agar retur penjualan bisa diminimalisir. Berikut penjelasannya.
-
Tampilkan Foto Produk yang Asli
Pertama, tips mengurangi potensi retur penjualan adalah jangan lupa untuk menampilkan foto produk yang asli. Sebisa mungkin, kamu harus benar-benar melakukan pengambilan gambar produk secara langsung tanpa mengambil dari katalog yang terkadang kualitas gambarnya kurang.
Baca juga: Apa Itu Katalog Produk? Kenali Arti dan Kegunaannya
-
Berikan Deskripsi Produk dengan Detail
Kedua, tips mengurangi potensi retur penjualan adalah dengan memberikan deskripsi produk secara detail. Sebagai pelaku bisnis, kamu harus bisa menjelaskan secara rinci terkait produk yang ditawarkan tanpa melebih-lebihkan atau menguranginya. Hal ini bertujuan agar pelanggan dapat memperkirakan tentang produk yang akan diterima nantinya agar tidak salah paham.
3. Double Check Sebelum Dikirim
Terakhir, tips mengurangi potensi retur penjualan adalah jangan lupa mengecek ulang produk sebelum dikirimkan. Salah kirim barang merupakan penyumbang masalah terbesar pelanggan melakukan pengembalian barang. Selain melakukan double check sebelum mengirim, kamu juga harus memperhatikan pesanan pelanggan dengan detail agar terhindar dari kesalahan.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai retur penjualan adalah apa, fungsi dari retur penjualan, dan tips mengelola serta mengurangi potensi terjadinya retur penjualan. Kamu harus bisa menjalankan beberapa tips yang telah dijelaskan di atas agar terhindar dari pengembalian barang oleh pelanggan.
Untuk meminimalisir pengembalian barang, kamu harus bisa mengelola bisnis dengan baik. Banyak cara yang dapat kamu lakukan agar pengelolaan bisnis berjalan dengan lancar, salah satunya yaitu dengan menggunakan SmartSeller. Di SmartSeller, terdapat fitur order management yang dapat memudahkan bisnismu untuk mengelola orderan dari mana saja.
Selain itu, terdapat beberapa fitur lainnya di SmartSeller yang dapat membantu pengelolaan bisnismu, sehingga dapat memberikan layanan pelanggan dengan maksimal. Untuk kamu yang ingin mencoba bisnis lain dengan menjadi reseller, SmartSeller merupakan platform yang tepat untuk kamu coba karena menghadirkan banyak seller terpercaya. Yuk, cobain SmartSeller sekarang juga!