Retur pembelian adalah istilah untuk pengembalian barang yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga. Istilah satu ini semakin sering didengar seiring dengan tren belanja online yang meningkat. Lantaran, retur pembelian ini menjadi salah satu kegiatan dalam berbelanja yang kerap dijumpai. Istilah satu ini bisa diartikan dengan pengembalian barang dari pembeli kepada penjual. 

Retur pembelian adalah kejadian yang tidak terduga, bisa terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja, dikarenakan adanya suatu kesalahan dalam pengiriman barang. Misalnya, pembeli menerima barang yang tidak sesuai dengan pesanannya, mulai dari salah ukuran sampai model. Hal ini bisa saja terjadi sebab pesanan yang menumpuk. Namun, tentu saja retur pembelian adalah kegiatan yang harus dihindari guna menjaga kepercayaan konsumen dan catatan keuangan yang jadi keliru. 

 

Apa Itu Retur Pembelian?

Jika dilihat dari gambaran di atas, retur pembelian adalah pengembalian barang yang telah diterima oleh pembeli kemudian dikembalikan lagi kepada penjual. Setelah penjual menerima barang yang dikembalikan oleh pembeli, penjual harus mengembalikan uang yang sudah dibayarkan. Retur pembelian ini tidak hanya terjadi antara pengelola bisnis dengan supplier saja, namun bisa juga individu dan pengelola bisnis atau penjual. 

Dalam pengembalian dana, retur pembelian terbagi menjadi dua jenis transaksi, yakni tunai dan kredit. Apa perbedaannya? Simak penjelasannya sebagai berikut. 

  • Retur Pembelian Tunai 

Maksud dari jenis tunai pada retur pembelian adalah pengelola usaha atau pelanggan membeli barang dagangan tersebut secara tunai. Dengan begitu, baik supplier atau penjual dapat mengembalikan dana secara tunai tanpa ada tanggungan dana lainnya. Selain itu, jika ada barang yang rusak, pengelola usaha bisa mengembalikannya tanpa mempunya tanggungan biaya secara kredit. 

Pada jenis pengembalian barang ini, transaksi bisa langsung dicatat pada kas. Hal ini juga dapat berdampak pada stok produk dan pendapatan kas penjualan. 

Baca Juga  Mengenal Pengertian Impor dan Ekspor, Beserta Tujuannya!

Baca juga: Perhatikan! Invoice Pembayaran Itu Penting untuk Bisnis

  • Retur Pembelian Kredit 

Sementara, maksud dari jenis kredit pada retur pembelian adalah pembeli melakukan transaksi pembelian kepada supplier atau pengelola usaha secara kredit. Meski demikian, barang yang diterima tidak sesuai maupun rusak tetap dapat dikembalikan. Namun, hal ini juga dapat menimbulkan catatan hutang piutang penjual karena pembayaran tersebut belum dilunasi seluruhnya. 

Dalam melakukan retur pembelian atau pengembalian barang, tentu akan memakan waktu juga biaya yang tidak murah. Karena itu, laporan atas retur pembelian adalah menjadi hal wajib yang dimiliki oleh para pengelola bisnis dengan melakukan pengecekan secara berkala. Jangan lupa untuk menjaga saldo kredit guna mengimbangi debit atau pengeluaran ketika barang dikembalikan. Tidak hanya itu, laporan retur ini juga bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kerugian yang dialami secara tepat. 

Alasan Retur Pembelian

Retur Pembelian adalah

Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana cara meminimalisir atau menghindari terjadinya retur pembelian adalah dengan mengenali apa saja yang menjadi alasan dan penyebab pembeli melakukan pengembalian barang. 

Banyak kemungkinan yang membuat pelanggan melakukan pengembalian barang. Beberapa alasan retur pembelian adalah di luar ekspektasi, salah pengiriman dari penjual atau supplier, dan lain-lain. 

Untuk lebih detailnya, yuk simak alasan atau penyebab retur pembelian oleh pembeli berikut ini. 

1. Barang yang Tidak Sesuai

Sebab pertama yang kerap sebagai alasan dilakukannya retur pembelian adalah barang yang tidak sesuai atau kesalahan atas barang yang dibeli. Hal ini bisa terjadi dikarenakan beberapa penyebab, misalnya warna yang tidak sesuai, salah ukuran, perbedaan model, atau bisa jadi jenis barang yang dikirimkan. Adanya barang yang tidak sesuai ini dapat disebabkan dari kesalahan penjual atau pembeli yang kurang teliti saat menentukan barang pilihannya.  

2. Pengiriman Tidak Tepat Waktu

Alasan berikutnya dari retur pembelian adalah pengiriman barang yang tidak tepat waktu atau di luar perkiraan. Nyatanya, jika pengiriman terlambat bisa menjadi penyebab maupun alasan pembeli melakukan pengembalian barang. Bisa jadi, saat melakukan pembelian, pelanggan memang sedang membutuhkannya dengan segera. Untuk itu, estimasi waktu pengiriman perlu kembali diperhitungkan. 

Baca Juga  Jurus Ampuh Jualan Laris di Facebook dengan FB Pixel!

Sebenarnya, keterlambatan pengiriman ini bisa disebabkan oleh dua hal, yakni penjual yang memang tidak mengirimkan barang sesuai waktu yang telah disepakati dan proses pengiriman oleh jasa pengiriman yang memakan waktu cukup lama. 

Tonton juga: Cerita SmartSeller bersama ALLBABYNEEDS #JadiSellerPintar

3. Kerusakan Barang

Penyebab berikutnya dari retur pembelian adalah kerusakan pada barang. Tentu saja, barang yang rusak menjadi tidak dapat digunakan. Memberikan kerugian kepada pelanggan. Karenanya, pelanggan kerap ditawarkan dua pilihan oleh penjual, yakni pengembalian dana atau penjual akan mengirimkan barang baru untuk menggantinya. 

Barang yang rusak ini tidak melulu karena kelalaian dari penjual, bisa jadi disebabkan saat melakukan pengiriman barang yang dilakukan oleh jasa pengiriman. 

Tips Meminimalisir Pengembalian Barang

Setelah mengetahui berbagai alasan atau penyebab dari dilakukannya retur pembelian oleh pelanggan, kamu bisa melakukan beberapa tips berikut untuk meminimalisirnya. Apalagi, pengembalian barang ini juga dapat mengurangi pemasukan bisnis online dan bisa jadi mengurangi kepercayaan dari pelanggan. 

Retur Pembelian adalah

Salah satu tips menghindari retur pembelian adalah dengan menyediakan customer care agar pelanggan dapat mudah menanyakan tentang produk yang ditawarkan. Berikut beberapa tips retur pembelian. 

1. Berikan Informasi Produk

Guna meminimalisir retur pembelian adalah dengan memberikan informasi produk secara rinci dan jelas. Misalnya, pada produk pakaian tuliskan ukuran lengkap, warna yang tersedia, motif, dan bahan. Sementara, untuk produk makanan bisa dituliskan tanggal kedaluwarsa, ingredients, sampai berat makanan. 

Selain itu, kamu bisa melengkapinya dengan foto atau gambar asli. Dengan begitu, pelanggan dapat mengenali dan mengira bentuk produk yang kamu jual. 

Baca juga: Apa Itu Katalog Produk? Kenali Arti dan Kegunaannya

2. Periksa Kembali Detail Pesanan 

Tips menghindari berikutnya dari retur pembelian adalah periksa kembali detail pesanan sebelum mengambil barang dan mengemasnya. Kamu bisa membuat list dan menceklisnya jika barang telah sesuai. Hal ini akan membantu kamu dalam meminimalisir kesalahan pengiriman pesanan. 

Baca Juga  7 Indikator Kepuasan Pelanggan yang Perlu Diketahui

Setelah memastikan produk yang diambil benar, kamu bisa kembali memastikan tidak ada kerusakan pada barang. 

Retur Pembelian adalah

3. Packing Aman 

Hindari terjadinya retur pembelian adalah dengan membuat kemasan atau packing yang aman. Kamu bisa menggunakan kardus dan melapisinya dengan bubble wrap untuk barang pecah belah. Sedangkan, untuk produk fashion, kamu bisa melapisinya dengan plastik guna menghindari terkena air yang akan merusak barang. 

Tidak hanya itu, untuk memberi informasi kepada kurir mengenai barang yang kamu kirimkan, bisa dengan menggunakan stiker bertuliskan fragile atau pecah belah, tidak boleh ditumpuk, dan paket yang harus segera tiba. Jangan lewatkan untuk melindungi penulisan alamat dan nama penerima. Pastikan juga estimasi pengiriman akan sesuai atau tidak.  

4. Informasikan Kebijakan Pengembalian Barang

Agar pelanggan lebih berhati-hati dalam melakukan pesanan, kamu bisa membuat kebijakan pengembalian barang pada deskripsi penjualan juga pada kemasan. Seperti, menentukan waktu retur maksimal dari pesanan diterima, pelanggan diwajibkan memfoto dan membuat video saat membuka kemasan, dan barang yang diterima belum digunakan. 

Menghindari retur pembelian adalah hal yang patut dipertimbangkan, kamu juga bisa menggunakan jasa SmartSeller untuk membantu mengatur pesanan melalui fitur order management agar tidak salah dalam mengambil pesanan. Platform ini juga akan bantu kamu dalam mengatur marketplace dengan fitur marketplace integration. Jangan salah, di SmartSeller juga kamu bisa menemukan reseller terpercaya, lho! Yuk, cari tahu informasinya di sini