Bagi perusahaan atau pelaku usaha, mengumpulkan database konsumen adalah salah satu komponen penting yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha. Jika database pelanggan yang kamu miliki semakin banyak, maka semakin besar pula potensi penjualan dan engagement bisnis yang kamu dapatkan. Nantinya, informasi dari database konsumen ini juga berguna untuk memudahkan kamu dalam mengetahui potensi pasar dan merumuskan strategi marketing yang tepat bagi bisnismu ke depannya.
Artikel berikut akan membahas lebih lanjut mengenai database konsumen dan pentingnya mengumpulkan database konsumen bagi bisnis.
Mengenal Database Konsumen
Ada banyak sekali faktor krusial yang dapat meningkatkan perkembangan bisnis, salah satunya adalah database konsumen. Database konsumen atau basis data konsumen merupakan sebuah istilah yang merujuk pada kumpulan informasi mengenai data penting pelanggan yang disimpan secara terstruktur dalam suatu sistem.
Data-data ini umumnya meliputi data demografis yang mencakup nama, nomor telepon, alamat email, jenis kelamin, data geografi berupa alamat dan negara tempat tinggal, serta data psikografis yang meliputi kebiasaan, minat, pendapat dan referensi. Selain itu, beberapa pelaku usaha juga turut menyertakan interaksi digital konsumen berupa kunjungan situs web atau media sosial, riwayat percakapan, riwayat transaksi pembelian bahkan jadwal temu dengan konsumen.
Nah, agar menjadi aset penting dan bermanfaat bagi pelaku usaha, data-data ini nantinya harus diolah dengan baik dan efektif. Dengan database yang terorganisir, maka akan mudah bagi pelaku usaha untuk memperoleh informasi guna memahami apa preferensi konsumen berikut kebutuhan mereka. Lalu pelaku usaha juga dapat mengidentifikasi peluang bisnis yang baru dan merumuskan strategi pemasaran yang tepat.
Baca juga: Cara Mengelola Database Pelanggan yang Efektif dan Efisien
Pentingnya Mengumpulkan Database Konsumen
Sebelum melakukan pengumpulan database konsumen, pelaku usaha harus terlebih dahulu memahami alasan mengapa mengumpulkan database bagi perkembangan usaha itu hal yang penting. Berikut beberapa manfaatnya:
1. Mengetahui Potensi Pasar
Manfaat mengumpulkan database konsumen yang pertama adalah mengetahui potensi pasar bagi bisnis. Pada awal memulai bisnis, kebanyakan dari pelaku usaha mungkin belum tahu pasti mengenai potensi pasar, target pasar, maupun segmentasi pelanggan untuk produk-produk yang dijual nantinya. Database pelanggan hadir untuk membantu pelaku usaha melakukan klasifikasi data berdasarkan usia, jenis kelamin, minat, lokasi, dan lain sebagainya. Jika data-data sudah dikelompokkan, maka akan lebih mudah untuk mengetahui potensi pasar dengan melakukan analisis terhadap produk dan kebutuhan konsumen, sehingga akhirnya dapat menemukan target pasar yang tepat bagi produk atau jasa yang ditawarkan..
2. Merumuskan Strategi Pemasaran yang Efektif
Selanjutnya, database konsumen juga bermanfaat untuk merumuskan strategi pemasaran yang efektif. Jika pasar potensialnya sudah diketahui, sekarang saatnya kamu mengidentifikasi apa strategi pemasaran yang efektif bagi bisnismu. Dari data-data yang kamu kumpulkan,, kamu akan memiliki gambaran untuk menentukan jenis promosi apa yang bisa dilakukan kepada konsumen. Misalnya, untuk menjangkau kaum milenial maupun generasi Z yang aktif di media sosial, kamu bisa mempromosikan produk dengan menggencarkan social media marketing lewat platform-platform seperti Instagram dan Twitter. Selain social media marketing, terdapat beberapa jenis strategi pemasaran yakni internet marketing, iklan berbayar, direct selling, hard selling, relationship marketing, word of mouth, dan lain sebagainya.
3. Menjalin Komunikasi yang Baik dengan Pelanggan
Manfaat pengumpulan database yang ketiga adalah untuk menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan. Database konsumen yang tersedia bisa dimanfaatkan pelaku usaha untuk menumbuhkan hubungan yang baik dengan pelanggan sekaligus menjadikannya wadah berkomunikasi. Dengan data-data konsumen yang tersimpan rapi di sistem, maka akan lebih mudah bagi pelaku usaha untuk menghubungi pelanggan yang pada akhirnya memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah. Dengan komunikasi dua arah ini, pelaku usaha dapat lebih mudah untuk menginformasikan kepada konsumen terkait adanya inovasi pada produk atau bahkan peluncuran produk baru. Komunikasi dan hubungan yang terjalin baik dengan pelanggan secara konsisten lama-kelamaan akan membangun loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan merupakan aset bisnis yang penting untuk masa depan bisnis.
4. Menganalisis Performa Bisnis
Manfaat database konsumen yang terakhir adalah menganalisis dan mengevaluasi performa bisnis. Melalui database ini, kamu dapat mengetahui performa bisnis, misalnya apakah penjualan meningkat, atau malah menyusut, bisnis sedang mengalami kemajuan, stabil, atau malah merugi. Jika database konsumen semakin banyak, maka artinya ada peningkatan dalam penjualan, begitupun sebaliknya. Lalu masalah-masalah yang terjadi dalam bisnis juga akan terlihat melalui database pelanggan, contohnya seperti kenapa terjadi penurunan penjualan pada suatu produk. Kamu bisa menganalisis apakah penyebabnya, kemudian mencari solusi untuk mengatasinya. Dengan adanya analisis dan evaluasi, bisnismu dapat terus berinovasi dan berkembang secara bertahap.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Reseller dan Dropship serta Keunggulannya
Mengumpulkan dan Mengelola Database Konsumen
Agar dapat dikelola dengan baik, maka kamu sebagai pelaku usaha perlu melakukan pengumpulan database konsumen. Ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk mengumpulkan database konsumen, baik secara offline maupun online, dengan catatan metodenya harus dengan izin dan legal.
Kamu bisa memanfaatkan survei untuk mengumpulkan database pelanggan. Survei ini bisa dilakukan secara offline, yakni dengan langsung bertatap muka, maupun secara online dengan membagikan form berisi kuesioner lewat link. Selanjutnya, kamu bisa memanfaatkan media sosial seperti Linkedin, Twitter, Instagram, Facebook dan TikTok untuk berinteraksi dengan pelanggan dan mengumpulkan data-data mereka. Tak hanya media sosial, gelaran seminar/webinar dan acara-acara promosi produk juga bisa menjadi ajang untuk mengumpulkan database pelanggan karena biasanya para partisipan akan diminta untuk mengisi data diri.
Selanjutnya kamu juga bisa menggunakan riwayat transaksi penjualan bisnismu yang tersimpan. Riwayat transaksi ini biasanya akan memuat data-data dari pelanggan kamu. Selain itu, database konsumen bisa dikumpulkan melalui kunjungan pelanggan pada website bisnis via live chat widget, email marketing, content marketing maupun riset.
Untuk mengolahnya, setelah data-data ini dikumpulkan, kamu perlu menentukan tujuan yang ingin kamu capai dengan database itu. Jika sudah tahu apa tujuannya, maka lanjutkan dengan mengelompokkan data-data tersebut sesuai kategori demografis, geografis, psikografis maupun aktivitas pembelian. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah untuk menentukan target pasar dan strategi pemasaran yang efektif nantinya. Setelah dikelompokkan, beri label pada masing-masing data untuk mencegah terjadinya kekeliruan.
Jika urusan data sudah rapi, selanjutnya kamu bisa melakukan pendekatan dengan pelanggan alias nurturing, yang bertujuan untuk memahami kebutuhan pelanggan agar mereka tertarik untuk menggunakan produk yang kamu tawarkan. Pantau terus progres database konsumen kamu dengan cermat. Amati apakah target pasar sudah tepat, atau apakah strategi pemasaran yang digunakan berhasil. Terakhir, lakukan evaluasi secara menyeluruh untuk menganalisis seberapa besar pengaruh database konsumen terhadap penjualan bisnis kamu.
Menjaga Keamanan Database Konsumen
Bagi pelaku usaha, menjaga keamanan database konsumen merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Hal ini terutama untuk mempertahankan rasa kepercayaan yang sudah diberikan oleh pelanggan kepada pelaku usaha atas data-data yang disimpan. Jika tidak bisa menjaga keamanan dan privasi database pelanggan, dikhawatirkan nantinya akan terjadi penyalahgunaan sepihak atau memicu aksi kejahatan seperti penjualan data-data pribadi secara ilegal yang berujung merugikan pebisnis maupun konsumen. Berikut langkah-langkah yang wajib dilakukan untuk menjaga keamanan database pelanggan.
1. Memprioritaskan Privasi Konsumen
Dalam upaya menjaga keamanan database, pelaku usaha harus memprioritaskan privasi konsumen. Caranya adalah dengan mengelola dan mengontrol sepenuhnya penggunaan dan aksesibilitas database. Pelaku usaha juga perlu melakukan transparansi kepada konsumen dengan menginformasikan pengumpulan data, tujuan dilakukannya pengumpulan data, serta hingga kapan data-data tersebut disimpan di database pelaku usaha. Jangan lupa juga untuk memberikan akses kepada konsumen terkait semua informasi soal penggunaan database konsumen untuk memberi perlindungan data secara hukum baik bagi konsumen maupun pelaku usaha. Sikap transparansi ini merupakan salah satu cara untuk membangun kepercayaan pelanggan.
2. Tetap Up to Date terhadap Teknologi Baru
Para pelaku usaha harus selalu melek dan up to date dengan berbagai teknologi baru yang hadir untuk mempermudah kinerja manusia, termasuk dalam hal proteksi database. Sistem keamanan database konsumen pun harus selalu diperbarui dan mengikuti tren keamanan terkini agar upaya perlindungannya lebih kuat.
3. Mengaplikasikan Enkripsi
Langkah selanjutnya adalah dengan mengaplikasikan enkripsi pada database. Enkripsi bisa dikatakan sebagai teknologi yang dapat memberikan perlindungan pada data yang bersifat pribadi. Tujuan pengaplikasian enkripsi adalah untuk memberikan keamanan tambahan dan melindungi serta menjaga kerahasiaan data ketika proses transaksi, guna menghindari kebocoran data atau kejahatan cyber yang sedang marak terjadi.
4. Membatasi Aksesibilitas Database Konsumen
Agar tidak terjadi hal-hal buruk seperti penyalahgunaan dan kebocoran data, maka pelaku usaha perlu membatasi aksesibilitas database konsumen. Informasikan database ini hanya kepada orang-orang yang terlibat langsung dalam pengelolaan database. Semakin sedikit orang-orang yang mengakses database tersebut, maka semakin kecil pula peluang terjadinya kebocoran data. Lalu pelaku usaha juga bisa menerapkan sistem perlindungan baru, seperti authorization dan authentication untuk meningkatkan batasan atau keamanan pada database.
5. Hanya Mengumpulkan Data yang Relevan
Pelaku usaha hanya perlu mengumpulkan data-data pelanggan yang relevan, yang nantinya akan dibutuhkan untuk pengembangan bisnis. Data-data lainnya di luar yang dibutuhkan tidak perlu diminta karena akan buang-buang waktu dan melanggar privasi pelanggan.
6. Menghapus Data yang Sudah Tidak Digunakan
Jika data-data yang diperoleh pelaku usaha sudah tidak dibutuhkan atau digunakan lagi, maka penting untuk segera menghapusnya. Informasikan soal penghapusan data ini kepada konsumen agar mereka semakin yakin dan percaya terhadap bisnis kamu.
Itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menjaga keamanan database konsumen. Pelaku usaha wajib memprioritaskan perihal keamanan database konsumen guna menghindari maraknya aksi kejahatan secara online maupun offline. Selain itu, menjaga kerahasiaan data personal pelanggan juga merupakan bentuk profesionalisme yang tentu akan menurunkan reputasi apabila terjadi kebocoran data-data.
Agar terbantu dalam mengelola database konsumen dengan aman dan efektif, kamu bisa memanfaatkan layanan RichBuyer dari SmartSeller. Layanan ini bisa memudahkan kamu dalam menganalisis data dan insight bisnis dengan akurat. Penggunaannya pun tidak sulit karena dapat langsung diinstal sebagai ekstensi di peramban web seperti Chrome. Lalu, agar bisnismu terus berkembang, kamu bisa memanfaatkan fitur-fitur SmartSeller lainnya untuk menangani urusan operasional seperti fitur manajemen order dan manajemen gudang. Yuk, kelola database konsumen lewat layanan RichBuyer sekarang juga!