Arti open PO, bagi kamu yang pernah atau sering belanja online mungkin sudah tidak asing lagi dengan pengertian kata-kata yang satu ini. Ya, istilah arti open PO atau pre-order memang biasanya muncul di banyak tempat, bisa di deskripsi produk, caption produk, omongan antara penjual dengan pembeli, opsi pembayaran, dan lain-lain. Tapi, tahukah kamu kalau arti open PO itu sebenarnya bukan cuma memiliki satu arti?

Bagi kamu yang ingin membangun bisnis online kamu sendiri, kamu perlu menambah pengetahuanmu mengenai arti open PO terlebih dulu, nih. Arti open PO itu terkadang membuat kerancuan, lho. Tahu kenapa? Karena sebenarnya ada tiga arti open PO yang dikenal dalam dunia bisnis online. Ketiga arti open PO tersebut semuanya berasal dari singkatan yang diambil dari bahasa Inggris. Supaya tidak bingung atau keliru saat menjalankan bisnismu, berikut ada pembahasan lengkap mengenai arti open PO yang bisa kamu simak. 

Arti Open PO (Pre-Order)

Arti open PO yang pertama ini merupakan definisi yang paling banyak diketahui orang. Order adalah istilah yang sering digunakan dalam transaksi jual beli online, yang memiliki arti yaitu pesanan atau permintaan barang atau jasa dari pembeli kepada penjual.

Arti open PO atau open pre-order di sini merupakan suatu sistem di mana pembeli memesan barang kemudian membayar barang tersebut terlebih dulu, walaupun produk barangnya belum ada, atau stoknya belum tersedia. Di situlah istilah open PO muncul. Barang yang ingin dibeli oleh pembeli tersebut biasanya akan diproduksi atau disediakan pada saat pemesanan saja.

Penjual biasanya membuka atau mengadakan pre-order untuk barang yang baru bisa diproduksi setelah mencapai kuota minimal. Misalnya, pembelian kaos minimal 10 buah, atau pembelian stiker minimal 30 lembar, dan sebagainya. Selain itu, ada juga arti open PO yang berdasarkan deadline alias PO ditutup pada tanggal tertentu, misalnya pada akhir bulan.

Baca Juga  Mengenal Perbedaan Reseller dan Dropship serta Keunggulannya

Sistem ini bisa dibilang menguntungkan bagi penjual, karena mereka hanya perlu memproduksi barang sesuai jumlah pesanan. Jadi, tidak ada barang sisa yang terbuang.

Ada dua cara pembayaran yang biasanya digunakan dalam sistem ini. Yang pertama adalah pembayaran satu kali atau pembayaran penuh di awal dan yang kedua adalah pembayaran dua kali di mana 50% dapat dibayarkan di awal sebagai uang muka, dan 50% sisanya dibayarkan setelah barang yang dipesan jadi.

Baca juga: Pentingnya Manajemen Online Shop Agar Bisnis Bertahan Lama

Arti Open PO (Purchase Order)

Arti open PO yang kedua ini sebenarnya sudah biasa digunakan sebagai istilah di dalam dunia transaksi bisnis sebelum bisnis e-commerce mulai ramai. Kalau diartikan secara simpel, arti open PO dari singkatan purchase order di sini adalah bukti pemesanan barang atau dokumen tentang keterangan barang yang dipesan oleh pembeli. Atau istilah yang satu ini bisa diartikan juga sebagai dokumen kontrak

Dokumen PO banyak digunakan oleh penjual atau perusahaan sebagai rekap transaksi dan bukti penagihan. Isinya memuat banyak informasi penting bagi pembeli, seperti nama pembeli atau penjual, tanggal order, rincian barang, harga barang, jumlah pesanan, metode pembayaran, dan alamat pengiriman. Pembeli menggunakan dokumen PO ini sebagai pegangan atau bukti jaga-jaga apabila barang yang mereka terima ternyata memiliki spesifikasi yang berbeda dari yang dipesan.

Istilah purchase order ini juga dikenal dalam bisnis online, walaupun memang tidak seformal dokumen PO di dunia bisnis offline. Tapi, perlu kamu ingat, walaupun sama-sama memiliki informasi yang sama, tapi PO itu berbeda dengan invoice. PO bisa dibuat oleh pembeli maupun penjual, sedangkan invoice biasanya hanya dibuat oleh penjual.

Baca Juga  7 Tips dan Cara Jualan di TikTok Shop untuk Pemula

Arti Open PO (Pay-Out)

Setelah tahu arti open PO dari singkatan pre-order dan purchase order, maka kita akan masuk ke pembahasan istilah yang terakhir. Secara umum, arti open PO yang ketiga ini merupakan istilah yang paling jarang didengar atau diketahui orang. Dalam konteks transaksi online, istilah ini digunakan untuk mendefinisikan pembayaran yang dilakukan dari marketplace kepada toko online yang menjajakan jualannya di platform-nya.

Mungkin beberapa dari kamu sudah tahu, kalau dalam transaksi online e-commerce, uang dari pembeli tidak diterima secara langsung oleh penjual. Kenapa? Karena biasa uang tersebut ditahan dulu oleh pihak marketplace. Ketentuan ini diberlakukan untuk melindungi pembeli dari kemungkinan adanya penipuan online oleh penjual. Jadi, uang baru akan dicairkan atau diteruskan ke akun penjual apaila pembeli telah menerima barang dan melakukan konfirmasi di platform marketplace tersebut.

Setelah penjual menerima uang di akun mereka pada platform marketplace, mereka pun bisa melakukan pay-out untuk menarik dana ke rekening bank. Kadang, ada beberapa penjual yang lebih memilih untuk menampung sejumlah dana terlebih dulu di akun platform, kemudian baru menarik dana tersebut kalau sudah terkumpul banyak.

Baca juga: Ini Dia, 9 Tips Rahasia dalam Meraih Kesuksesan Bisnis Online!

Setelah mengetahui ketiga arti open PO tersebut, ada satu istilah lagi yang perlu kamu ketahui untuk menambah ilmu dalam ‘kamus’ istilah dunia bisnis kamu. Istilah tersebut adalah closed order.

Arti Closed Order

Closed order atau bisa disebut juga closed pre-order memiliki arti bahwa pesanan pre-order sudah ditutup. Jadi, ketika ada keterangan “closed order” pada saat ingin membeli barang dari penjual, itu artinya penjual sudah tidak menerima pesanan lagi untuk barang tersebut.

Baca Juga  Trik Digital Marketing untuk Kuliner, Bisnis Lancar Untung Makin Moncer!

Gunakan Sistem PO untuk Bisnismu

Bagi kamu yang ingin atau sedang menjalankan suatu bisnis online, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk menggunakan sistem pre-order, lho. Karena, ada beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan sebagai penjual kalau kamu ingin menggunakan sistem yang satu ini untuk bisnismu.

Kelebihan Menggunakan Sistem PO

  • Barang baru akan diproduksi apabila sudah ada pesanan dan barang yang diproduksi dapat disesuaikan dengan jumlah pesanan.
  • Modal yang dikeluarkan untuk memproduksi barang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan memproduksi barang dalam jumlah stok yang tidak tertentu.
  • Tidak perlu khawatir stok barang akan tersisa alias tidak laku terjual karena jumlah produksi barang sudah sesuai pesanan.
  • Penjual dapat menerima uang muka atau DP (down payment) terlebih dulu sebelum memproduksi barang, di mana uang muka tersebut bisa digunakan sebagai modal untuk produksi barang.
  • Risiko kerugian hampir tidak ada, karena tidak memerlukan modal besar dan semua produk barang yang kamu tawarkan pasti habis terjual karena sudah sesuai pesanan.
  • Memudahkan pembeli dengan pilihan variasi permintaan barang yang lebih fleksibel.
  • Memprediksi permintaan produk dari minat pembeli pada produk tertentu.
  • Membuat pembeli senang karena varian barang dan harga yang ditawarkan lebih banyak, dengan begitu pembeli bisa memilih barang mana yang mereka suka.

Itulah sekilas pembahasan mengenai arti open PO yang perlu kamu ketahui untuk menambah wawasan bisnismu. Tidak lupa, kamu pun bisa memanfaatkan platform Smartseller untuk memudahkan kamu dalam mengelola orderan dan pembuatan katalog produk barang yang kamu tawarkan, lho. Semoga bisnismu lancar!