Pembukuan usaha kerap jadi hal yang dilewatkan oleh pemilik bisnis untuk dibuat karena pembuatannya yang dianggap susah dan butuh upaya yang konsisten. Apa pun itu jenis transaksi yang terjadi di dalam bisnis, baiknya harus ditulis dan dicatat ke dalam suatu pembukuan usaha karena akan membantu keberlangsungan bisnismu lho.
Meski bisnis yang kamu jalankan masih termasuk ke dalam bisnis kecil-kecilan dan tidak banyak transaksi yang berlangsung, pembukuan usaha tetap harus dibuat. Pembukuan usaha lebih dari berfungsi sebagai tempat mencatat penjualan aja lho.
Penasaran kenapa membuat pembukuan usaha itu penting? Simak aja artikel ini sampai habis untuk ketahui alasannya, lengkap dengan cara membuatnya!
Apa Itu Pembukuan Usaha?
Anjuran tentang pentingnya pembukuan usaha dalam suatu bisnis rupanya didukung oleh pemerintah lho. Hal ini bisa dilihat dari pembahasan tentang pembukuan di undang-undang Republik Indonesia.
Di UU No. 28 tahun 2007 dahulu, pembukuan didefinisikan sebagai proses pencatatan yang dilakukan secara konsisten dan teratur untuk mengumpulkan informasi dan data seputar keuangan yang meliputi harta, kewajiban keuangan, modal yang dimiliki usaha, penghasilan bisnis, jumlah perolehan bisnis baik itu bisnis berupa barang atau jasa.
Selain itu, pembukuan usaha yang benar harus melampirkan laporan keuangan berupa neraca beserta laporan laba rugi pada periode Tahun Pajak saat itu.
Meskipun UU tersebut sudah digantikan oleh UU terbaru, pembukuan usaha tetap menjadi salah satu laporan yang keberadaannya penting jika suatu saat diperlukan untuk pertanggungjawaban keuangan suatu bisnis. Data-data keuangan di dalam pembukuan usaha juga digunakan untuk mengurus perpajakan dan kepatuhan hukum lainnya.
Alasan Kenapa Pembukuan Usaha Penting untuk Bisnismu
Terlepas dari kegunaannya untuk kepentingan dan pertanggungjawaban hukum, adanya pembukuan usaha dalam bisnismu dapat membantu bisnis agar terhidar dari permasalahan akuntansi lainnya lho. Nah, berikut ini adalah alasannya!
1. Monitoring aset, stok barang, dan uang dalam bisnis
Dengan mencatat laporan keuangan di dalam pembukuan usaha, secara tidak langsung kamu juga dapat mengetahui masuk keluarnya aset-aset dan berapa banyak stok barang yang dimiliki oleh bisnismu. Kamu juga dapat melihat jumlah uang yang dimiliki perusahaan.
Fungsi pembukuan usaha untuk monitoring ini dapat meminimalisir risiko kehilangan aset, stok barang, dan uang dalam bisnis. Nantinya, kalau ada masalah terkait hal-hal tersebut, seperti salah hitung, kekurangan atau kelebihan jumlah, kamu bisa menggunakan data dari pembukuan ini sebagai barang buktinya.
2. Mencegah masalah akibat kesalahan data
Kesalahan data itu sangat mungkin terjadi dan dialami oleh bisnis. Dalam jalannya sebuah bisnis, akan ada banyak transaksi yang terjadi, tidak hanya antara penjual dan pembeli, tapi juga transaksi dengan pemasok barang, distributor, pengecer, juga dengan pemilik modal.
Oleh karena itu, setiap transaksi dengan semua pihak yang terlibat tersebut perlu dicatat dalam pembukuan usaha. Sehingga, kalau nantinya terdapat masalah yang timbul dari kesalahan data yang disediakan oleh pihak lain, kamu bisa dengan mudah melakukan pengecekan ulang dengan data yang tercatat dalam bisnismu.
3. Mengetahui laba rugi bisnis untuk periode tertentu
Sebagai pemilik, tentunya kamu perlu untuk mengetahui laba rugi dalam bisnismu bukan? Baik itu dalam harian, mingguan, bulanan, tahunan, atau periode tertentu. Data ini dapat diukur, salah satunya melalui laporan yang dicatat dalam pembukuan usaha.
Mengetahui laba rugi dalam periode tertentu dapat membantu pemilik bisnis untuk menyusun rencana akan tindakan yang perlu dilakukan di masa depan.
Selain itu, laporan dalam pembukuan usaha dapat memberikanmu insight tren penjualan sepanjang tahun. Di sinilah kamu bisa melihat kapan penjualan meningkat dan menurun, sehingga ke depannya dapat menjadi masukan untuk bisnis strategi apa yang pas untuk waktu tertenu.
Baca Juga: Apa Itu Sistem Franchise dan Bagaimana Memulainya?
4. Memahami biaya operasional usaha
Biaya operasional usaha adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin oleh perusahaan untuk mengelola usaha yang dijalankan. Pada dasarnya, terdapat dua jenis biaya operasional, yaitu biaya tetap dan biaya varibel. Letak perbedaan antara keduanya terdapat pada sifat keterubahan pada harganya.
Biaya tetap biasanya secara rutin akan dikeluarkan oleh usahamu, seperti biaya sewa gedung dan gaji karyawan. Berbeda halnya dengan biaya variabel yang berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi usahamu, seperti biaya bahan baku, kebutuhan operasional harian, hingga upah bonus karyawan.
Kedua jenis biaya operasional ini juga bisa diketahui melalui pembukuan usaha dan manfaatnya bagi pemilik bisnis adalah kamu dapat mengetahui biaya operasional usaha mana yang perlu untuk dikeluarkan atau sebaliknya dibatasi sesuai dengan kebutuhan bisnis.
5. Mengetahui pajak usaha
Mendirikan bisnis di negara hukum, sudah pasti harus mematuhi segala peraturan yang mengikatnya. Membayar pajak usaha hukumnya wajib di negara Indonesia dan hal ini harus dipatuhi oleh setiap pemilik bisnis.
Pajak usaha dibayarkan sesuai dengan jenis badan usaha yang diklasifikasikan berdasarkan besarnya modal perusahaan tersebut dan juga penghasilan yang didapat. Adanya pembukuan usaha dapat memperlancar urusan perpajakan, baik itu pajak badan usaha atau pun pajak penghasilan. Taat membayar pajak juga akan menghindarkan bisnismu dari masalah hukum lho!
Langkah-langkah dalam Pembuatan Pembukuan Usaha
Dari pemaparan pentingnya pembukuan bagi bisnis, kita tahu bahwa pembukuan perlu adanya dalam suatu bisnis, terlepas dari besar atau kecilnya bisnis tersebut. Yuk, simak cara pembuatannya di bawah ini!
1. Membedakan data pengeluaran dan pemasukan
Kamu sudah pasti paham bahwa akan ada banyak transaksi yang berjalan dalam bisnis yang melibatkan banyak pihak. Oleh karena itulah, kamu perlu memisahkan dulu antara data pengeluaran dan pemasukan. Memisahkan kedua data keuangan ini akan meminimalisir terjadinya salah hitung, pencatatan double, dan penulisan terlewat.
Pencatatan kedua data ini baiknya dilakukan secara harian juga agar memudahkan pengecekan di kemudian hari.
2. Membuat tabel arus kas (cash flow)
Pada dasarnya tabel arus kas utama bisnis memiliki tiga komponen yang harus ditulis, yaitu:
- laporan debit, yang merupakan data pemasukan;
- laporan kredit, yang merupakan data pengeluaran;
- dan, laporan saldo, yang merupakan nominal atau jumlah dari kas tersebut.
Berikut adalah contoh sederhana dari tabel arus kas utama.
Tanggal | Keterangan Transasksi | Debit | Kredit | Saldo |
Saldo bulan Agustus 2022 | Rp50.000.000 | Rp50.000.000 | ||
07/09/2022 | Penjualan minggu pertama | Rp12.500.000 | Rp62.500.000 | |
10/09/2022 | Bayar listrik dan air | Rp1.500.000 | Rp61.000.000 | |
13/09.2022 | Bayar sewa gedung | Rp15.500.000 | Rp45.500.000 |
3. Mencatat setiap transaksi kecil hingga menghitung laba rugi bisnis
Jangan lupa juga untuk memasukkan pengeluaran bisnis untuk operasional yang sifatnya perintilan, seperti pembelian barang inventoris kantor perusahaan ke dalam pembukuan usaha. Sekecil apa pun nilai transaksi tersebut, kamu perlu mencatatnya agar pembukuan tersebut juga lebih detail dan jelas.
Selanjutnya, kamu juga bisa menghitung laba rugi bisnis pada akhir bulan. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga untuk menghitungnya secara harian atau pun mingguan kok.
Membuat pembukuan usaha memang harus dilakukan secara rutin dan konsisten agar kamu sebagai pemilik bisnis bisa mengecek kesehatan finansial bisnismu.
Baca Juga: Begini Cara Hitung Pendapatan Pakai Rumus Total Revenue
Nah, ada satu cara alternatif lain yang bisa kamu gunakan untuk dapat mengelola dan mengecek alur keuangan dalam bisnis, yaitu dengan memakai SmartSeller! Melalui aplikasi ini, jalannya bisnismu juga bisa lebih efisien karena terdapat fitur-fitur yang memudahkan, seperti pengelolaan stok barang, pantau order-an, hingga atur pengiriman barang lho!