Settlement adalah hal yang penting diketahui bagi para pelaku bisnis. Hal itu disebabkan karena settlement sendiri merupakan bagian dari proses aktivitas niaga. Aktivitas niaga atau aktivitas dagang sudah dilakukan sejak dahulu kala. Karena manusia sendiri adalah makhluk sosial membuat manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri. Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh manusia membuat tiap manusia membutuhkan manusia lainnya untuk menjalani hidup. Pada akhirnya, manusia tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan produksi yang dibutuhkan untuk bertahan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Itu sebabnya pada zaman dahulu kala muncul sebuah sistem pertukaran yang disebut barter.

Baca juga: Etika Bisnis yang Harus Kamu Ketahui

Barter digunakan kurang lebih sekitar tahun 6000 Sebelum Masehi (SM). Banyak benda yang dilibatkan oleh manusia untuk melakukan barter dengan manusia lainnya. Sebagai contoh, kala itu manusia menggunakan makanan, rempah-rempah hingga senjata untuk dijadikan alat tukar agar dapat memperoleh benda yang mereka butuhkan. Namun pada pengaplikasiannya, barter seringkali menemui kendala. Seperti apa kendalanya? Kendala tersebut tentu saja karena tiap barang tidak mempunyai nilai yang pasti. Barter sendiri artinya adalah kegiatan tukar menukar barang. Karena itu, barang yang ditukar harus mempunyai nilai yang sebanding dengan nilai dari barang yang dibutuhkan.

Barter menjadi rumit ketika seseorang membutuhkan barang namun barang yang ia inginkan dimiliki oleh seseorang yang tidak membutuhkan barang yang dijadikan alat tukar oleh dirinya. Sebagai contoh, ketika seseorang memiliki beras sebagai hasil produksinya. Setelah menyisihkan untuk dirinya sendiri, ia kemudian menjadikannya sebagai alat tukar. Ketika ia membutuhkan buah apel untuk dirinya, ia berniat menukar apel tersebut dengan beras yang ia miliki. Namun, sang pemilik apel kemudian tidak berniat menukar apel yang ia miliki dengan beras karena ia tidak membutuhkan beras. Hal itu membuat aktivitas perdagangan saat itu menjadi agak sedikit rumit.

Baca Juga 
Mau Tambah Follower Instagram Tanpa Beli? Begini Caranya!

Karena itu, dibutuhkan alat tukar yang disetujui oleh semua masyarakat. Hal itulah yang mendasari munculnya alat tukar yang dipakai hingga saat ini yang disebut dengan uang. Uang sendiri awalnya berbentuk uang logam yang terbuat dari emas dan perak. Kemudian muncul alat tukar berbentuk uang kertas. Uang kertas dikembangkan di China pada abad ke 7 pada masa Dinasti Tang. Indonesia sendiri menggunakan uang kertas sebagai alat tukar pada sekitar tahun 1919-1920 dan 1939-1940. Setelah perang dunia dua berakhir, mata uang di Indonesia awalnya adalah ORI atau Oeang Republik Indonesia. Pada tahun 1949, ORI ditarik dan Rupiah dijadikan mata uang Republik Indonesia yang dipakai hingga saat ini.

Aktivitas jual beli juga melalui proses yang beragam. Proses settlement adalah salah satu proses yang penting Apa itu settlement? Settlement adalah istilah yang lazim dipakai, baik di transaksi bisnis, akuntansi, maupun transaksi saham. Settlement adalah proses akhir penyelesaian di transaksi keuangan. Ini terjadi ketika jual beli disepakati dan prosesnya tidak bisa diganggu gugat. Pada proses akuntansi, settlement adalah proses di mana proses transaksi selesai dilakukan. Yaitu ketika pembeli melakukan pembayaran dan menjual melakukan pengiriman. 

Baca juga: Cara Menghitung Biaya Produksi

Settlement adalah hal penting untuk diketahui, terutama untuk para pelaku usaha dan bisnis. Jika pada metode pembayaran konvensional, settlement dibutuhkan untuk pencatatan keuangan, proses ini menjadi jauh lebih penting seiring kemajuan dunia di sisi teknologi. Semakin berkembangnya zaman, alat pembayaran yang muncul terus beragam meski tetap menggunakan satu mata uang. Dunia yang semakin maju dan teknologi yang berkembang membuat perkembangan di semua sektor tak terelakkan.

Begitu pula pada metode pembayaran. Meskipun alat tukar yang digunakan untuk mengukur nilai suatu barang tetaplah uang, metode pembayaran kini telah jauh lebih banyak. Apalagi baru-baru ini dunia dilanda pandemi secara global. Kontak fisik yang makin dibatasi membuat manusia semakin dipaksa melakukan transaksi secara cashless. Belum lagi penggunaan cashless juga memudahkan para pembeli. Pembeli tidak perlu terlalu repot mencari ATM untuk menarik uang secara tunai. Kemunculan dompet digital juga semakin memudahkan untuk melakukan pembayaran. Secara keamanan, semakin sedikit membawa uang tunai juga jauh lebih aman dari tindak kejahatan.

Baca Juga 
Ini Pertimbangan Sebelum Anda Menerima Cash on Delivery

Di zaman yang semakin maju ini, metode pembayaran non tunai semakin menjadi favorit. Bukan hanya pada produk-produk eksklusif, bahkan kegiatan sehari-hari pun sudah dapat dilakukan dengan transaksi non tunai. Pada saat pembayaran dilakukan oleh seseorang di merchant tertentu, itu adalah saat ketika settlement dilakukan. Ada 3 hal membuat settlement dikatakan belum selesai, yaitu:

  1. Masih terjadi hutang piutang antara penjual dan pembeli
  2. Penjual sudah mengirimkan barang namun pembeli belum melakukan pembayaran
  3. Pembeli sudah melakukan pembayaran produk namun penjual belum melakukan pengiriman.

Baca juga: Alasan Mengapa Kamu Perlu Menggunakan Metode Perpetual

Mudahnya, settlement adalah ketika proses jual beli selesai antara dua pihak. Proses settlement adalah yang umum dipakai dan mudah dimengerti adalah ketika proses pembayaran menggunakan debit, kredit maupun dompet digital. Ketika kamu memberikan kartu atau melakukan scan dan memasukkan pin untuk pembayaran, otomatis saldo yang kamu miliki akan terpotong. 

Saat itu terjadi, kamu sebagai pembeli telah menyelesaikan peran kamu untuk melakukan pembayaran. Tetapi, tidak serta merta pembayaran yang kamu masukkan langsung masuk pada penjual. Itu disebabkan karena dana yang ada berada di pihak ketiga, yaitu bank atau penyedia layanan dompet digital. Sehingga proses settlement bisa dikatakan belum selesai. Oleh karena itu, biasanya pihak penjual melakukan duplikasi struk transaksi, yang mana dimiliki oleh baik pihak pembeli dan penjual. Selanjutnya, penjual harus melakukan settlement agar dana yang masuk dapat diterima oleh penjual sehingga proses selesai. Biasanya, toko atau merchant akan melakukan settlement adalah saat hari di mana proses transaksi tersebut terjadi. Apalagi jika toko tersebut bukanlah toko yang besar. Toko tersebut akan membutuhkan dana tersebut untuk menjalankan toko dari hari ke hari.

Baca Juga 
Apa Itu Referral Code dan Bagaimana Cara Kerja Dalam Bisnis

Selain itu, pemilik toko ataupun merchant dianjurkan untuk menyimpan struk pembayaran dalam 9 bulan, dan melakukan audit report sebelum settlement pada catatan keuangan. Hal itu sebaiknya agar dilakukan agar laporan keuangan tersebut dapat dipertanggung jawabkan di kemudian hari. Untuk mesin EDC sendiri, biasanya waktu penyelesaian settlement adalah satu hari kerja hingga pukul 22.00 WIB. Dompet digital juga kurang lebih memiliki proses yang sama.

Penting sekali bagi kamu sebagai pelaku bisnis untuk melakukan settlement. Proses tersebut bisa jadi penting untuk keberlangsungan usaha kamu. Kamu tentunya membutuhkan dana tersebut untuk mengelola bisnis kamu. Selain dana, kamu juga membutuhkan sistem yang baik agar bisnismu dapat berjalan dengan lancar. Dengan sistem manajemen yang baik serta fasilitas pengiriman yang meringankan, bisnis kamu dapat berjalan dengan baik. Hal itu bisa banget kamu dapatkan di SmartSeller. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini ya!