Rumus total revenue dapat membantu pemilik bisnis mengetahui jumlah keseluruhan pemasukan yang diperoleh dalam bisnisnya pada suatu periode tertentu.
Pendapatan atau revenue merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kesuksesan bisnis. Dengan memahami pendapatan dalam bisnismu secara keseluruhan, kamu sebagai pemilik bisnis dapat memahami kesehatan keuangan dalam bisnis yang kamu jalankan.
Apakah kamu sudah mengetahuicara menghitung total pendapatan dengan menggunakan rumus total revenue? Kalau belum, jangan khawatir! Di artikel kali ini kamu akan mengetahui pengertian total revenue secara umum, cara hitung dengan rumus total revenue, dan contoh kasus menggunakan rumus total revenue. Yuk, simak artikel ini sampai habis!
Pengertian Total Revenue Secara Umum
Total uang masuk yang diperoleh bisnismu tanpa dikurangi biaya dan beban keuangan yang ditanggung oleh bisnis disebut sebagai total revenue. Nah, total revenue ini juga sering dikenal dengan istilah lain, yaitu pendapatan kotor.
Revenue dapat bersumber dari berbagai arus keuangan bisnis, tergantung dari mana kamu sebagai pemilik bisnis menanam keuntungan. Pada dasarnya, terdapat dua jenis revenue berdasarkan sumbernya, yaitu operating revenue dan non-operating revenue. Keduanya memiliki cara hitung dengan rumus total revenue masing-masing
– Operating Revenue atau Pendapatan Operasional
Sesuai dengan namanya, pendapatan operasional bersumber dari seluruh kegiatan operasional yang ada di dalam bisnis.
Sebagai contohnya, kamu memiliki bisnis yang bergerak di bidang penyediaan jasa pembuatan situs web komersil. Nah, segala pemasukan yang kamu dapatkan dari penjualan tersebut masuk ke dalam pendapatan operasional.
Sama halnya kalau kamu memiliki bisnis penjualan barang. Maka, pendapatan operasionalnya adalah berasal dari penjualan barang.
– Non-operating revenue atau Pendapatan Non-operasional
Berbanding terbalik dengan pendapatan operasional, jenis pendapatan non-operasional bersumber dari pemasukan di luar kegiatan operasional yang tidak ada sangkut-pautnya dengan bisnis yang kamu jalankan.
Pendapatan non-operasional merupakan pendapatan yang diperoleh dengan memanfaatkan aktiva perusahaan untuk mendapatkan sumber pendapatan lain di luar penjualan perusahaan. Beberapa contoh sumber pendapatan non-operasional, antara lain, adalah bunga investasi, hasil sewa, royalti, dan aset saham.
Nah, dari kedua jenis sumber pendapatan inilah kamu bisa menghitung total revenue yang didapatkan oleh bisnsimu.
Pentingnya Menghitung Total Revenue dalam Bisnismu
Kenapa sih kamu sebagai pemilik bisnis perlu untuk menghitung total revenue dengan memakai rumus total revenue? Tidak hanya berhubungan dengan keuangan, menghitung total revenue bisnis dapat memberikanmu insight tertentu mengenai beberapa aspek lain di dalam bisnismu. Berikut adalah kegunaan dari perhitungan total revenue bisnis.
1. Mengukur Kesehatan Keuangan
Menghitung pendapatan bisnis secara menyeluruh dengan menggunakan rumus total revenue adalah salah satu upaya untuk mengetahui kesehatan keuangan bisnismu.
Salah satu matriks atau indikator untuk menentukan apakah kondisi keuangan bisnis kita sehat atau tidak adalah rasio profitabilitas. Rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan bisnis dalam mendapatkan keuntungan dari kegiatan operasional maupun non-operasional.
Melalui analisis tingkat keuntungan ini, kamu dapat memahami berapa pendapatan kotor (gross profit), pendapatan bersih (net profit), return of asset (ROA), hingga return on equity (ROE) yang diperoleh oleh bisnismu.
Baca Juga: Contoh Pembukuan Sederhana Lengkap dengan Aplikasinya
2. Mencari Akar Permasalahan Keuangan
Menjalankan sebuah bisnis pasti akan menemui berbagai macam masalah, salah satunya adalah masalah keuangan. Sebagai contoh umum, masalah-masalah keuangan yang sering terjadi dalam bisnis, antara lain, adalah sulit untuk melacak keuntungan dan kerugian, tidak memiliki laporan keuangan yang jelas, dan utang bisnis yang tak kunjung selesai. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu hal yang kamu bisa lakukan adalah dengan menghitung pendapatan secara menyeluruh dengan menggunakan rumus total revenue.
3. Menyesuaikan Harga Jual Produk
Menghitung jumlah pendapatan dengan rumus total revenue juga dapat membantumu dalam menentukan harga jual produk dalam bisnismu. Bagi pebisnis yang bergerak di bidang penjualan produk yang memerlukan pasokan bahan baku, tentu akan merasakan dampak dari kenaikan harga bahan baku dari tahun ke tahun. Jika tidak menghitung jumlah pendapatan dengan rumus total revenue, bisa saja bisnis mengalami kerugian karena harga jual yang tidak disesuaikan dengan keadaan tersebut.
Namun, perlu dipahami juga ya bahwa penyesuaian harga juga tidak selalu karena harga bahan baku yang naik. Ada faktor lain yang bisa mempengaruhi pula, salah satunya seperti target penjualan yang belum terpenuhi. Sehingga, kamu sebagai pemilik bisnis harus mau tidak mau mengakali harga jual produk untuk memenuhi target tersebut.
Menghitung dengan rumus total revenue tentu diperlukan oleh bisnis bukan?
Rumus Total Revenue dan Cara Menghitungnya
Dalam rumus total revenue, terdapat dua hal utama yang harus kamu tentukan terlebih dahulu. Nah, berikut adalah penjelasan singkatnya.
1. Jumlah Produk yang Terjual
Memang, produk jual bisnis secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu barang dan layanan/jasa. Untuk bisnis penjualan barang, kamu bisa menggunakan banyaknya unit yang terjual. Di sisi lain, kalau kamu berbisnis dalam bentuk layanan/jasa, kamu bisa menggunakan jumlah klien atau pengguna jasamu untuk periode tertentu.
2. Rerata Harga Jual
Hal selanjutnya dalam rumus total revenue adalah harga jual rata-rata dari barang atau layanan yang telah terjual. Cara untuk menentukan rerata harga jual cukup mudah kok. Kamu hanya perlu membagi gross profit atau pendapatan kotor dengan jumlah yang terjual. Nah, setelah dua aspek tersebut sudah terpenuhi, kamu bisa menggunakan rumus total revenue di bawah ini untuk dapat menghitung jumlah pendapatan yang seharusnya diperoleh dalam bisnismu.
Total revenue = unit terjual x harga rerata unit terjual
Bila kamu menjual layanan atau jasa, kamu bisa mengganti “unit terjual” dengan “jumlah pelanggan” dan harga rerata unit terjual dengan “harga rerata layanan”.
Baca Juga: 6 Cara Menghitung Harga Jual per Unit dalam Bisnis
Untuk dapat memahami cara menghitung dengan rumus total revenue, kamu bisa melihat contoh kasus di bawah ini.
Contoh Menghitung dengan Rumus Total Revenue
Kazuha baru saja merintis bisnis penjualan snack impor dari Jepang dan Ia sedang galau bahwa penjualan tidak bisa mencapai target bulan September. Oleh karena itu, Kazuha memutuskan untuk memberikan diskon spesial untuk menarik perhatian pelanggan agar membeli snack impor Kazuha. Pada bulan Agustus, Kazuha menjual 100 snack dengan rerata harga jual Rp80.000. Sehingga dengan rumus total revenue, Ia mendapatkan jumlah pendapatan sebesar:
100 snack x Rp80.000 = Rp8.000.000
Pada bulan September, Kazuha berniat mendapatkan jumlah pendapatan yang sama, tetapi Ia juga ingin mendiskon harga jual snack sebesar 15%. Jadi, rerata harga jual snack Kazuha adlah Rp68.000. Untuk mengetahui jumlah snack yang harus terjual, maka:
Rp8.000.000 / Rp68.000 = 117,6 ~ dibulatkan menjadi 118.
Sehingga, didapatkan jumlah snack yang harus berhasil dijual oleh Kazuha di bulan September adalah 118 snack untuk mendapatkan jumlah pendapatan yang sama dengan bulan Agustus.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai cara menghitung jumlah pendapatan dengan rumus total revenue dalam contoh kasus yang sederhana. Dengan menghitung total revenue, kamu sebagai pemilik bisnis dapat mengetahui aspek keuangan bisnismu dengan lebih menyeluruh. Selain itu, kamu juga dapat mengelola jualan dengan efektif.
Mengelola jualan dengan lebih efektif bisa dilakukan dengan cara lain lho, misalnya dengan menggunakan platform satu dashboard yang mampu kamu gunakan untuk mengelola jualan yaitu SmartSeller! Mulai dari manajemen pesanan, inventori, hingga pengiriman, semuanya bisa dilakukan dalam satu aplikasi saja tanpa ribet bolak-balik aplikasi lain!