Selain kode QR yang dikenal luas saat ini, tahukah kamu bahwa keberadaan barcode juga memiliki peran penting? Apalagi jika saat ini kamu sedang berfokus  pada bisnis ritel. Namun apakah kamu tahu cara buat barcode untuk bisnismu?

Berbeda dengan kode QR yang lebih fleksibel, ternyata cara buat barcode untuk keperluan bisnis punya cara yang lebih rumit dari apa yang kamu bayangkan. Bahkan untuk membuat barcode kamu perlu mendaftarkan diri di organisasi yang mengurus tentang barcode ini.

Lalu sebenarnya apa sih fungsi barcode itu? Bagaimana cara membuat barcode dan apa yang membedakan barcode dengan QR Code? Yuk simak selengkapnya lewat artikel ini!

Apa itu Barcode?

JIka kamu membeli suatu produk entah itu produk makanan, barang-barang pakai, atau obat-obatan, kamu pasti sering menemukan gambar garis lurus sejajar seperti di bawah ini. Ya, betul itu adalah salah salah satu contoh dari Barcode.

Barcode adalah salah satu media data penyimpanan optik yang terdiri dari gambar garis-garis paralel dengan berbagai bentuk garis baik tebal maupun tipis, besar maupun kecil, serta jarak antar garis. Bentuk visual tadi nantinya dapat kamu pindai atau scan dengan alat khusus untuk membaca isi data pada barcode tersebut.

Namun, belakangan barcode tidak hanya terdiri dari garis-garis paralel yang lebih jauh disebut sebagai barcode 1 dimensi (1D). Kini, kamu bisa menemukan barcode dengan berbagai jenis visual mulai dari kotak, heksagon, titik, dan corak lainnya selain garis lurus paralel yang lebih jauh disebut barcode 2 dimensi (2D).

Selain itu, semakin berkembangnya teknologi, pemindaian barcode kini tidak lagi menggunakan alat khusus, sehingga kamu bisa melakukan scan hanya lewat kamera smartphone.

Baca juga: 3 Arti Open PO dalam Bisnis Online

Fungsi Barcode bagi Bisnis

Ada beberapa alasan kenapa barcode penting digunakan pada bisnis terutama jika kamu bergerak di bidang ritel di antaranya sebagai berikut:

Efisiensi dan Akurasi

Penggunaan barcode mampu mempermudah aktivitas pendataan barang di mana kamu tidak perlu lagi mencatat barang apa saja yang masuk-keluar di mana sering kali pencatatan manual mampu memakan waktu lebih lama.

Selain itu, pencatatan manual juga sering kali menyebabkan terjadinya salah input data. Dengan adanya barcode, kamu bisa mencatat barang secara akurat. Dengan begitu, aktivitas bisnismu tidak lagi terganggu dengan hal-hal yang sifatnya operasional dan bisa berfokus pada hal strategis.

Baca Juga 
Tips Belanja Aman di Marketplace, Bebas Membeli Tanpa Takut Tertipu

Pencatatan Data secara Real-TIme

Dengan cara buat barcode, produk-produk atau stok barang yang kamu miliki jadi jauh lebih aman. Pasalnya, penggunaan media penyimpanan satu ini membuat kamu bisa lebih mudah mengetahui kapan barang itu hilang, jenis apa, dan siapa yang bertanggung-jawab karena pendataan pada barcode bersifat real-time.

Mengontrol Stok Barang

Penggunaan barcode (kode batang) juga mempermudah kamu dalam mengontrol stok barang tanpa perlu lagi keliru. Selain itu, dengan kode batang kamu juga akan memiliki gambaran yang lebih baik untuk memutuskan kapan barang tersebut harus dijual.

Kesempatan Mengembangkan Bisnis Jauh Lebih Luas

Penggunaan kode batang umumnya bisa menciptakan kepercayaan antar konsumen atau stakeholder yang berhubungan langsung dengan bisnis kamu sehingga kamu bisa menjangkau konsumen jauh lebih luas.

Tidak hanya itu, apabila kamu ingin mengembangkan produkmu ke pasar ekspor, Adanya kode bar juga jadi salah satu syarat yang harus kamu penuhi agar bisa melakukan ekspor

Baca juga: 7 Tips Sukses jadi Reseller Makanan, Dijamin Cuan!

Jenis-Jenis Barcode

Sebelum mengetahui cara buat barcode, alangkah baiknya jika kamu mengetahui apa saja sih jenis-jenisnya yang beredar dan digunakan terutama dalam bisnis. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, secara visual barcode terdiri dari 1D yang hanya terdiri dari bentuk batang dan 2D yang terdiri dari berbagai macam bentuk.

Namun lebih dari itu, barcode juga dibagi lagi ke dalam beberapa jenis di antaranya sebagai berikut.

Code 39

Code 39 merupakan kode batang tertua yang hingga saat ini masih digunakan untuk keperluan produk-produk elektronik, kesehatan, dan produk yang biasanya dirilis oleh otoritas di negara tertentu.

Code 39 terdiri dari batang yang sejajar dengan komponen yang terdiri dari huruf kapital A sampai Z, angka 0 sampai 9, spasi, dan simbol-simbol tertentu seperti +, -, (,), % dan $.

Code 128

Dari segi kegunaan dan komponen, code 128 sama saja dengan code 39. Hal yang membedakan adalah Code 128 bisa dibuat panjang. Sedangkan Code 39 terbatas pada ukuran label yang digunakan.

EAN

European Article Number (EAN) merupakan jenis kode batang yang umum digunakan pada produk-produk buku baik yang dijual maupun yang disewa untuk melacak ketersediaan buku mulai dari pengarang, penerbit, dan tahun terbit. 

Kode EAN yang mungkin kamu kenal adalah ISBN (International Standard Book Numbers( yang sering kamu temukan di belakang buku. Selain itu EAN sendiri memiliki dua jenis kode yaitu EAN-8 yang memiliki 8 digit angka, dan EAN-13 yang memiliki 20 digit angka.

Baca Juga 
Cara Menjalankan Bisnis Reseller Frozen Food Tanpa Modal

UPC

Universal Product Code sejatinya memiliki kesamaan seperti EAN. Hanya saja UPC memiliki sifat yang lebih universal yang berguna untuk melacak barang yang keluar-masuk pada industri ritel. Misalnya pada makanan dan pakaian.

Interleaved 2 of 5

Kode batang yang hanya terdiri dari angka ini umum digunakan pada industri manufaktur, gudang, atau perusahaan distribusi. Tidak seperti EAN dan UPC yang memiliki anomali pada panjang batangnya, Interleaved 2 of 5 memiliki batang yang sejajar.

PDF417

Jenis kode 2D ini sering kamu temui pada label-label kurir dan juga pada tiket penerbanganmu. PDF417 sendiri biasanya digunakan untuk melacak objek. Selain itu, PDF417 memiliki penyimpanan yang jauh lebih besar dibanding kode QR.

Data Matrix Code

Data Matrix Code salah satu kode 2D yang sering kamu temui pada kemasan makanan dan minuman yang berfungsi untuk memastikan bahwa makanan yang disimpan sesuai dengan kemasannya.

QR Code

Terakhir, kode bar yang paling populer dan paling fleksibel yang bisa kamu gunakan yaitu QR Code (Quick Response Code). Penggunaan QR Code ini sangat versatile atau bisa digunakan kapan pun dan di mana pun. Fungsi utama dari kode QR ini biasanya untuk menyambungkan informasi satu ke informasi lainnya dalam satu sistem.

Keunggulan dari QR Code adalah kamu bisa membuatnya sendiri tanpa perlu mendaftarkan diri pada asosiasi berwenang. Keunggulan lainnya adalah kode QR bisa dikustomisasi. Misalnya diberi gambar, warna, atau bahkan diaplikasikan pada media tertentu. Hal ini karena QR Code memiliki error correction yang cukup besar.

Baca juga: Cara Kerja Dropship, Mulai dari Kelebihan dan Kekurangannya

Cara Buat Barcode untuk Bisnis

Setidaknya ada 3 langkah mudah cara buat barcode yang bisa kamu terapkan. Baik itu untuk kebutuhan bisnis maupun kebutuhan pribadi. Bagaimana caranya? Yuk, simak caranya di bawah ini.

Daftar Barcode di Penyedia Layanan Barcode Resmi

Cara buat barcode yang pertama adalah dengan mendaftarkan diri pada otoritas resmi yang menyediakan pembelian barcode. Di Indonesia sendiri ada beberapa perusahaan yang melayani pendaftaran barcode.

Pertama, kamu bisa mendatangi kantor GS1 perwakilan Indonesia untuk mendaftarkan perusahaan kamu agar bisa mendapatkan kode batang. GS1 sendiri adalah otoritas yang memberikan standar pada Global Trade Item Number (GTIN) pada kode batang.

Baca Juga 
Daftar Film tentang Bisnis yang Dapat Memberi Motivasi!

Kedua, kamu bisa mendaftarkan kode bar ISBN lewat Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melalui https://isbn.perpusnas.go.id/ dengan membawa persyararan berupa surat pernyataan yang telah ditandatangani notaris atau MoU.

Untuk biaya pembuatan barcode sebesar Rp100.000 hingga Rp400.000 per item yang diregistrasi tergantung jumlah item yang didaftarkan. Semakin banyak biasanya semakin murah.

Menggunakan Font Khusus

Nah, apabila kamu ingin membuat barcode untuk keperluan inventaris pribadi, ada cara buat barcode yang mudah kamu lakukan. Caranya dengan mengunduh font khusus untuk kode batang melalui idautomation.com berupa Code 39.

Berikut cara buat barcode melalui font dari IDAutomation:

  1. Setelah ter-download dan file-nya sudah terekstrak, copy file yang ada di dalam folder dengan format (.ttf) dan paste ke dalam fonts yang ada di control panel.
  2. Selanjutnya, buka Excel atau Words dan tulis kode produk yang ingin kamu gunakan.
  3. Kemudian, ganti font yang digunakan dengan font barcode dari IDAutomation yang sudah di-download. Secara otomatis, angka-angka tadi akan berubah menjadi kode batang.
  4. Terakhir, agar kode bar bisa di-scan kamu harus memasukkan karakter khusus . Di Excel, kamu harus memasukkan tanda bintang di awal dan akhir kode. Sementara di Words, kamu harus memasukkan tanda seru di awal dan akhir kode. Misal kode barang 12045, maka agar bisa di-scan tambahkan karakter tanda bintang di awal dan akhir kode tadi menjadi *12045*

Menggunakan Aplikasi Smartphone

Cara buat barcode terakhir adalah dengan menggunakan aplikasi yang terinstall melalui smartphone kamu baik Android maupun Apple. Aplikasi yang umum digunakan adalah Barcode Generator untuk Android dan Qrafter untuk iOS.

Sama seperti cara buat barcode dengan fonr, kamu hanya bisa membuat Code 39 saja. Namun kamu tetap bisa melakukan scanning pada semua jenis kode bar.

Baca juga: 7 Kelebihan Menggunakan Aplikasi Stok Barang

Nah, itu lah penjelasan tentang barcode dan cara buat barcode dengan mudah. Nah, kurang lengkap rasanya apabila kamu sudah registrasi produk yang kamu jual dengan barcode namun belum memiliki sistem pengelolaan stok yang baik.

Untuk memenuhi kebutuhan itu, Smartseller hadir untuk membantu kamu dalam mengelola seluruh tata kelola toko termasuk stok barang. Penasaran dengan Smartseller? Yuk simak fitur-fitur lengkapnya di sini!