Menjamurnya berbagai marketplace yang menawarkan kemudahan dan keuntungan adalah ladang subur bagi siapa pun yang ingin memulai bisnis, bahkan untuk kamu yang tidak memiliki modal terlalu besar sekalipun. Saat ini, berbagai kebutuhan banyak dijual secara online. Salah satu bisnis online yang selalu ramai adalah produk-produk fashion, misalnya pakaian. Lalu, seperti apa persisnya cara memulai bisnis fashion online yang menguntungkan?

Menjadi mandiri secara finansial pasti menyenangkan dan membanggakan. Kamu bisa memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bantuan orang tua. Beruntungnya sekarang ini ada lebih banyak cara atau alternatif menghasilkan uang selain bekerja secara konvensional. Salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan ramainya penggunaan media sosial atau marketplace.

Meningkatnya minat belanja dari rumah atau online harus dilihat sebagai kesempatan besar. Jika kamu punya rencana untuk mulai berbisnis online dengan menjual baju atau aneka produk fashion melalui media sosial dan internet, sekarang adalah saat yang tepat.

Persaingan bisnis online memang ketat karena siapa saja bisa menjual produk-produk fashion-nya, baik merek dagang sendiri maupun bukan. Akan tetapi, ada cara-cara yang bisa dilakukan agar produk-produk pakaianmu laris terjual dan mendatangkan keuntungan. Daripada semakin penasaran, berikut ini cara memulai bisnis fashion online yang bisa kamu coba praktikkan!

Langkah awal memulai bisnis fashion online

Semangat yang kuat untuk berbisnis bagaimanapun dimulai dengan langkah-langkah kecil, langkah-langkah awal yang dapat menentukan apakah strategi yang diambil tepat atau tidak. Jangan langsung mengeluarkan uangmu sebagai modal, entah untuk membeli bahan, membayar jasa konveksi, atau membeli pakaian jadi untuk dijual kembali. Tetapi, perhatikan beberapa hal berikut ini!

1. Lakukan riset produk dan pasar

Langkah awal memulai bisnis, apa pun produk yang akan kamu jual adalah melakukan riset produk dan pasar. Ketahui produk apa yang akan kamu jual serta siapa sasaran pasar dari produk-produkmu itu; apakah potensial atau tidak.

Setelah yakin dengan produk yang akan dijual, kamu bisa melakukan riset lanjutan dengan mencari tahu dari mana produk akan didapatkan; apakah desain dan produksi sendiri atau memperolehnya dari supplier. Lalu, cari tahu siapa saja pesaingmu atau toko-toko online yang menjual produk serupa.

Melakukan riset produk dan pasar sangat penting agar kamu lebih fokus dan terarah. Kamu akan mendapat gambaran mengenai langkah-langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Tanpa riset pasar dan produk, kamu bisa tersesat di antara persaingan bisnis yang sangat ramai. Kamu akan mudah goyah dengan produkmu sendiri lalu mudah menyerah dan lelah.

2. Lakukan pengamatan tren

Cara memulai bisnis fashion online selanjutnya adalah dengan melakukan pengamatan terhadap tren. Bisnis fashion memang tak pernah mati, tapi juga cepat berganti. Pakaian yang saat ini hits bisa jadi besok sudah sepi pembeli. Menjual pakaian nyatanya memang susah-susah gampang, apalagi jika kamu memutuskan memproduksinya sendiri karena artinya ide harus selalu segar dan baru sekaligus update dengan selera pasar.

Untuk mengetahui tren yang sedang berlangsung, kamu bisa melakukan riset melalui media sosial, terutama terhadap pakaian-pakaian yang banyak dipakai oleh para influencer. Perhatikan polanya, maka kamu akan mengetahui satu pola yang baru. Mengikuti tren penting sebagai bekal bersaing dengan pebisnis lain. Jika produk yang kamu jual dirasa ketinggalan zaman, pelanggan bisa saja mencarinya di tempat lain.

3. Pilih model bisnis yang tepat

Setelah melakukan riset pasar dan produk serta mengamati tren, setidaknya kamu sudah memiliki gambaran lebih jelas mengenai jenis barang yang akan dijual. Cara memulai bisnis fashion online berikutnya adalah tentukan model bisnis yang akan dipakai.

Setidaknya ada beberapa model bisnis yang bisa kamu pilih, di antaranya:

  1. Business to Business (B2B): model bisnis yang melayani penjualan dari badan usaha ke badan usaha lainnya. Dalam hal ini, kamu selaku pemilik usaha bisa mendapatkan atau membeli pakaian yang hendak dijual dari satu konveksi atau penjahit partai besar.
  2. Business to Consumer (B2C): model bisnis yang paling umum, yaitu ketika kamu selaku pemilik usaha langsung menjual barang kepada konsumen yang bertindak sebagai end-user, bukan reseller.
  3. Consumer to Consumer (C2C): model bisnis yang satu ini dilakukan dari konsumen ke konsumen. Dalam menjalankan model bisnis ini, konsumen biasanya sudah tahu yang dia butuhkan sehingga kamu tidak melakukan banyak hal untuk pemasaran. Model seperti ini biasanya ditemukan di forum-forum jual beli.
  4. Consumer to Business (C2B): model bisnis ini biasanya tidak menawarkan atau menjual produk, melainkan jasa.

4. Pilih metode operasi dalam bisnis online

Setelah menentukan model bisnis, cara selanjutnya yang bisa kamu lakukan untuk memulai berjualan adalah memilih metode operasi dalam bisnis online atau e-commerce. Ada tujuh metode operasi bisnis yang biasa dipakai, yaitu:

  1. Shipping, yaitu memproduksi barang sendiri lalu menjualnya secara langsung pada konsumen, baik melalui media sosial maupun e-commerce, baik nantinya dijual kembali oleh konsumen (reseller) maupun end-user.
  2. Dropshipping, yaitu metode penjualan tanpa modal karena kamu memasarkan barang milik orang lain tanpa harus membelinya lebih dulu dari produsen. Dengan metode ini, kamu juga tidak ikut mengemas dan mengirim barang. Semua dilakukan oleh produsen, sedangkan kamu hanya bertugas ‘mencarikan’ konsumen.
  3. Wholesale, yaitu metode yang bisa kamu pilih jika berencana menjual produk fashion secara grosir. Kamu hanya menjual barang-barang berskala besar dengan harga rendah per itemnya.
  4. Direct to Consumer (D2C), yaitu metode yang mengharuskanmu untuk memproduksi dan mendistribusikan barang jualan sendiri. Berbeda dengan shipping yang belum tentu berakhir di konsumen sebagai end-user, D2C langsung menjual produk ke konsumen sebagai pengguna terakhir. Metode ini biasa dipakai produk yang menjual barang melalui website pribadi.
  5. Private labeling, yaitu metode yang bisa digunakan untuk membantu para pebisnis pemula yang sudah memiliki contoh produk untuk dijual, tetapi belum memiliki modal. Kamu bisa mengajukan kerja sama pada perusahaan manufaktur untuk memproduksinya. Sementara itu, distribusi dan penjualan tetap kamu lakukan sendiri.
  6. White labeling, yaitu metode yang mirip dengan private labeling, tapi proses produksinya dilakukan secara massal. Lalu, desain kemasan dan merek diserahkan padamu selaku penjual. Membeli produk dari perusahaan yang menggunakan metode ini perlu pertimbangan sendiri, terutama kualitasnya.
  7. Langganan, yaitu metode operasi yang dilakukan dengan menjual layanan berlangganan produk. Dalam periode waktu tertentu, pelanggan biasanya akan mendapatkan produk terbaru.

Setelah cara memulai bisnis fashion online di atas dilakukan, perlahan dan pasti kamu akan dapat keuntungan karena semua dilakukan dengan fokus. Jika produk, target penjualan, model bisnis dan metode operasi sudah ditetapkan, kamu bisa melakukan hal-hal pendukung lainnya yang tak kalah penting.

Kamu bisa mulai memikirkan ciri khas produk, nama toko online, hingga pengemasan atau packaging. Siapkan juga berbagai promo atau langkah-langkah pemasaran yang kreatif untuk menjangkau pelanggan.

Sudah siap berbisnis? Jika membutuhkan bantuan dalam mengelola bisnis online-mu, silakan kunjungi smartseller.co.id. Di sini, kamu akan mendapatkan aneka pelayanan yang dibutuhkan.

Baca Juga  4 Strategi Ampuh Menjalankan Bisnis Selama New Normal, Dapatkan Target Maksimal!