Membangun dan menjalankan bisnis tentunya perlu dengan menerapkan sistem yang efektif dan efisien, seperti inventory management, yakni sistem manajemen stok barang dalam bisnis.
Inventory management dibangun dengan fokus terhadap proses pengaturan stok atau persediaan barang dalam proses bisnis.
Untuk kamu yang sedang membangun dan mengatur sistem bisnis yang lebih efektif, mari pahami ulasan tentang inventory management berikut!
Pengertian Inventory Management
Manajemen persediaan atau inventory management mengacu pada seluruh proses pemesanan, penyimpanan, penggunaan, dan penjualan persediaan perusahaan.
Ini termasuk pengelolaan bahan mentah, komponen, dan produk jadi, serta pergudangan dan pemrosesan barang-barang tersebut.
Untuk alasan ini, inventory management penting untuk bisnis dari berbagai ukuran. Mengetahui kapan harus mengisi kembali persediaan, berapa jumlah yang harus dibeli atau diproduksi, berapa harga yang harus dibayar—serta kapan harus menjual dan berapa harganya—dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan sistem inventory management.
Jenis-jenis Inventory Management
Inventory management terdiri atas beberapa jenis yang dapat diterapkan dalam sistem bisnis kamu. Berikut beberapa jenis inventory management yang wajib diketahui untuk proses pengembangan bisnis kamu:
1. Raw Material
Raw material (bahan baku) dalam inventory management mengacu pada proses manajemen total biaya seluruh komponen yang digunakan untuk memproduksi suatu produk.
Bahan-bahan ini harus melewati berbagai proses sebelum perusahaan dapat mengubahnya menjadi barang jadi yang siap dijual. Oleh karena itu perlu adanya manajemen persediaan bahan baku.
2. Work-in-process
Work-in-process dalam inventory management merupakan bahan mentah yang diproses menjadi produk jadi.
Untuk tujuan akuntansi, barang dalam proses adalah aset, dan karena itu digabungkan ke dalam item baris persediaan di neraca. Work-in-process dapat meliputi dua jenis bahan persediaan, yaitu bahan mentah dan barang jadi.
3. Inventori MRO
MRO mengacu pada persediaan pemeliharaan (maintenance), perbaikan (repair) dan operasi (operation supplies).
Ini adalah bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi di pabrik manufaktur tetapi bukan merupakan bagian dari barang jadi yang sedang diproduksi.
4. Finished Goods
Finished goods merupakan inventaris barang jadi yang dapat membantu pemilik bisnis lebih memahami nilai inventaris mereka dan mencatat nilai tersebut sebagai aset di neraca bisnis.
Mengetahui nilai sebenarnya dari stok yang diproduksi merupakan faktor penting dalam mengurangi pemborosan bahan, menentukan profitabilitas, dan mengoptimalkan proses manajemen inventaris.
5. Pipeline & Decoupling Inventory
Pipeline & Decoupling Inventory mengacu pada inventaris apa pun yang ada di jalur rantai pasokan bisnis tetapi belum mencapai tujuan akhirnya.
Dengan menghitung jenis inventaris ini, dapat memungkinkan kamu melacak dengan lebih akurat berapa banyak uang tunai yang terikat dalam inventaris dan biaya overhead seperti biaya penyimpanan.
6. Vendor Managed Inventory
Vendor Managed Inventory, juga dikenal sebagai VMI, adalah metode manajemen inventaris di mana pemasok mengurus produk mereka dalam inventaris pengecer.
Tetapi beralih ke sistem VMI berarti pemasok kamu mengambil tanggung jawab untuk menjaga inventaris kamu tetap tersedia, dan itu (idealnya) dapat meningkatkan manajemen inventaris.
Teknik dalam Inventory Management
Dalam menerapkan Inventory management terdapat beberapa teknik yang harus dikuasai dalam sistem bisnis kamu. Berikut beberapa teknik dalam inventory management yang wajib diketahui untuk mengembangkan bisnis kamu.
1. Bulk Shipment
Bulk shipment adalah pengangkutan produk dalam jumlah besar yang biasanya tidak dikemas tetapi langsung dimuat ke dalam kapal.
Dengan demikian, produk-produk ini dikirim tanpa kemasan atau kemasan pelindung apa pun, dan objek yang mengangkutnya, biasanya kapal yang bertindak sebagai wadah.
2. ABC Inventory Management
Manajemen inventaris ABC adalah pendekatan yang mengidentifikasi dan mengoptimalkan produk terlaris berdasarkan urutan kepentingan ekonominya.
Peringkat nilai yang digunakan dalam sistem ABC adalah “A” merupakan inventaris yang paling berharga hingga nilai “C” merupakan inventaris yang terkecil.
3. Back-ordering
Backordering memungkinkan pelanggan untuk dapat berbelanja produk kamu bahkan ketika kamu tidak memiliki stok yang cukup.
Sistem backordering bermuara pada kemampuan dalam memenuhi pesanan yang tidak dapat kamu penuhi atau mendapatkan lebih banyak pesanan daripada yang kamu miliki.
4. Just in Time (JIT)
Just in Time adalah teknik manajemen inventaris yang umum dan jenis metodologi lain yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi, memangkas biaya, dan mengurangi pemborosan dengan menerima barang hanya saat dibutuhkan.
5. Consignment
Consignment atau konsinyasi adalah persediaan di tangan pengecer pihak ketiga (penerima barang), sedangkan pedagang grosir (pengirim barang) mempertahankan kepemilikan sampai produk terjual.
Konsinyasi berarti menempatkan barang atau persediaan dalam persediaan pihak lain, tetapi tetap mempertahankan kepemilikan sampai produk tersebut dijual.
6. Dropship
Dropshipping adalah bentuk manajemen persediaan yang memungkinkan pemilik bisnis dapat menjual produk kepada pelanggan mereka tanpa perlu menyimpan dan mengirim barang sendiri. Pada dasarnya, vendor bertindak sebagai perantara antara pelanggan dan pemasok.
7. Cycle Counting
Cycle counting berarti menghitung sejumlah kecil persediaan pada hari tertentu tanpa harus melakukan seluruh inventarisasi manual.
Dengan kata lain, penghitungan siklus inventaris adalah jenis teknik pengambilan sampel yang memungkinkan kamu menganalisis seberapa akurat catatan inventaris kamu sesuai dengan apa yang sebenarnya kamu miliki di rak.
8. Inventory Knitting
Knitting inventory, juga dikenal sebagai ‘penggabungan produk’, adalah proses pengelompokan, pengemasan, dan penjualan barang-barang yang biasanya dipisahkan bersama-sama.
Biasanya, ketika item knitted dibeli, sistem inventaris secara otomatis menautkan setiap item individual ke penjualan.
Manfaat Inventory Management
Menerapkan sistem inventory management tentunya memiliki beragam manfaat bagi kelancaran proses bisnis kamu. Berikut beberapa manfaat inventory management yang dapat kamu peroleh ketika mengembangkan proses sistem bisnis dengan teknik ini:
1. Optimalisasi Kinerja Sistem Stock
Inventory management jika telah diterapkan dengan benar, manajemen gudang pasti dapat mengurangi risiko kegagalan pengoperasian mesin. Juga, jika mesin yang kamu gunakan sudah otomatis. Hal ini tentunya selaras dengan optimalisasi kinerja sistem stock.
Tentu saja, ini penting untuk menjadi pertimbangan dalam proses bisnis. Pastikan semua bahan yang dibutuhkan sudah terisi bahan baku. Dengan cara ini, mesin tidak harus tetap mati dan dapat bekerja dengan optimal.
2. Mengantisipasi Sistem Pengadaan Barang
Dengan inventory management, kamu dapat memilih berapa jumlah paling aman stock yang wajib disediakan pada gudang.
Selain itu, disiplinlah ketika melakukan pengecekan terhadap barang/bahan standar yang masuk. Hal ini dimaksudkan supaya mampu mendeteksi apakah terjadi kesalahan pada produk yang dipesan sejak dini.
Oleh sebab itu, terapkanlah sistem inventory management yang baik. Hal ini bisa mengantisipasi supaya bahan standar yang sifatnya musiman itu masih tersedia pada perusahaan dan proses produksi bisa terus berjalan. Dengan begitu, kinerja perusahaan bisa lebih optimal.
3. Menjamin Kelancaran Produksi Barang
Setiap perusahaan menginginkan proses produksi yang lancar. Bahan baku yang out of stock tentunya dapat menghambat proses produksi yang sedang berlangsung.
Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pengendalian persediaan agar bahan baku tidak mengganggu penyelesaian pesanan
Dengan menerapkan sistem inventory management yang tersusun dengan baik, tentunya kamu akan mengetahui jumlah ketersediaan barang bagi bisnis.
Hal ini dapat bermanfaat untuk menjamin stock perusahaan apabila sewaktu-waktu terdapat pemesanan yang harus dipenuhi.
4. Memenuhi Kebutuhan Pelanggan
Kebutuhan pelanggan merupakan aspek yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan. Oleh karena itu, distribusi memerlukan jeda untuk setiap sesi. Jika produk tidak lagi tersedia setelah penangguhan, tentu akan mengecewakan pelanggan.
Apalagi jika produk yang dijual sangat diminati pelanggan. Dengan cara ini, jika stok barang habis, kamu tidak hanya kehilangan pelanggan, tetapi kamu juga secara otomatis kehilangan uang yang seharusnya menguntungkan kamu.Untuk itu, inventory management diperlukan.
Dengan memahami inventory management, tentunya kamu kini dapat mulai menerapkan sistem ini dalam bisnis kamu.
Jika kamu menghendaki sistem inventory management terpusat yang mudah, praktis, dan efisien digunakan kamu dapat mengakses inventory management dari SmartSeller.
Hindari kehabisan stok barang dengan pengelolaan inventori online terpadu di SmartSeller. Kami akan memberi tahu produk yang cepat habis stok-nya sehingga kamu bisa restock dengan lebih cepat.
Setiap perubahan stok akan terupdate di semua channel jualanmu, baik di Privor, Storefront maupun Marketplace yang terhubung. Yuk gabung SmartSeller!